Ramadhan-ku

Tulisan edisi Ramadhan. Ya, kalo boleh di hashtag, boleh deh. Haha, sayangnya bukan twitter. Bulan Ramadhan itu banyak perubahan yang terjadi di setiap harinya. Dari hal yang lumrah dan semua orang alami, sampe yang aneh-aneh.
Bulan Ramadhan biasanya adalah jadwal makan paling teratur buat aku. Aku kadang makan sehari sekali, dua hari sekali, atau nunggu laper. Kalo orang lain dengan alasan mau diet, aku sih gak perlu repot diet, buktinya sebelum puasa aja berat badan aku udah nurun 3 kilo tanpa diet dan olahraga. Gak sakti gimana tuh badan aku?
Selain itu, di bulan Ramadhan juga, makin banyak ngedenger orang yang baca al-Qur'an, sholat jamaah di mesjid sama langkah anak-anak kecil yang lari-lari ke mesjid untuk taraweh. Ramadhan memang datang dengan kejutannya sendiri.
Ramadhan kali ini, kayaknya aku lebih banyak ngabisin waktu di rumah. Mungkin ini adalah Ramadhan pertama aku semenjak aku masuk SD, di mana aku bisa diem di rumah. Hahahah. Sejak masuk SD, hampir setiap Ramadhan aku tetep masuk sekolah, dan itu berlanjut sampe kuliahan. Tapi taun ini engga, dan rasanya itu WOW banget.
Puji syukur sekali pada Tuhan-ku Yang Maha Unik, tahun ini aku diberikan keberkahan untuk lulus lebih dulu dari temen-temen aku. Bahkan nilai sidang skripsinya pun A. Plus lagi dengan IPK yang cumlaude. Plus lagi adik aku masuk kuliah. Plus lagi adik aku yang dapet beasiswa. Plus adik aku juara 1. Plus adik aku juga yang udah kuliah jadi rajin kuliah. Well, thanks God!
Ramadhan kali ini adalah Ramadhan kedua aku punya pacar. Halah, akhirnya Tuhan menjawab pertanyaan semua orang padaku. "Udah punya pacar belum? Itu pertanyaan mereka dan aku cuma bisa senyum-senyum. Diam mendengarkan spekulasi mereka tentang aku dan tingkahku selama mereka mengenalku. Syukur akhirnya Tuhan yang menjawab, dan untuk kehadiran Furkon Muhammad di hidupku, terimakasih, Tuhan. Di luar sana masih banyak orang yang mempertanyakan kapan Engkau akan memberikan jodoh mereka, tapi aku di sini akhirnya bisa menikmati juga rasanya memiliki sesuatu yang sementara namun amat berharga.
Aku menjadwalkan banyak sekali perenungan untuk Ramadhan tahun ini. Jika dulu aku banyak menghabiskan waktu Ramadhan dengan kongkow di kampus, tahun ini aku sedang ingin berkumpul dengan keluargaku seperti saat aku masih kecil.
Masa tiga tahun di perkuliahan itu bukan masa yang singkat. Dan aku yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi selama ini mengandung hikmah. Hikmahnya adalah akhirnya pertemuanku dengan Furkon di depan aula kampus berujung pada Furkon yang jatuh hati padaku dan aku yang jatuh hati padanya. Lalu kita memutuskan untuk bersama dengan perbedaan yang ada. Yah, kata-kata memang selalu indah, jalannya tidak semulus itu.
Tapi, sesulit apa pun kelihatannya. Aku ingin berusaha agar aku tetap menjadi bagian dari hidupnya Furkon, apa pun yang terjadi.
Aku sadar, Furkon, kenapa kita yang berbeda ini dipasangkan. Karena aku memang tidak akan pernah bisa mencintai diriku sendiri lebih baik dari aku mencintaimu. Selalu ada kanan untuk setiap kiri, selalu ada atas untuk setiap bawah, selalu ada seorang Furkon untuk seorang Lukita. Dan untuk itu semua, aku mengucapkan ribuan syukur pada Tuhan.
Aku tak tahu seberapa lama lagi kita akan bersama, tapi semoga keberadaanku di sisimu memberi arti duapuluhtujuhtahun usiamu di November mendatang. Terimakasih telah memberi arti di hidupku selama ini.

0 komentar:

Posting Komentar