air mata intan & naganya si raja emas


Setelah kemarin Indonesia dikejutkan oleh pemberitaan seorang gadis yang mengaku dapat mengeluarkan intan dari kelopak matanya. Lalu setelah diricek ternyata itu hanyalah manipulasi belaka, akhirnya Indonesia dikejutkan lagi oleh keberadaan naga si raja emas yang berasal dari Ambon itu.
Pertama kali saya mendengar berita tentang si gadis yang mengaku dapat mengeluarkan intan dari matanya itu dari sebuah infotainment di televisi yang dulu lebih sering membahas hal-hal yang menjadi mitos kemudian diceritakan dengan menarik dan memberitakan kenyataan yang sebenarnya, kemudian hari ini lebih sering membahas gosip murah dan berita-berita tidak penting. Salah satunya adalah berita si gadis berairmata intan itu.
Dari awal kemunculan gadis itu, saya sudah menyayangkan pernyataan gadis itu yang menurut saya "jago bohong". Tapi, ah apalah urusan saya dengan gadis yang sudah jelas terbukti kebohongannya itu. Saya jujur saja sangat berharap yang keluar dari kelopak matanya itu bukan hanya intan sintetis, tapi juga bisa keluar mie ramen dan segelas es jeruk. Haha.

Entah apa yang terjadi dengan berita-berita di Indonesia. Apakah sudah bosan dengan pemberitaan perceraian, perebutan anak, pencemaran nama baik dan korupsi? Muncullah seorang pria Ambon yang mengaku memiliki seekor naga, beberapa pakar telematika dengan cepat langsung mericek keberadaan foto yang diumbar-umbar itu. Kemudian para pakar itu dengan sangat meyakinkan bercerita bahwa naga tersebut hanyalah kebohongan belaka.
Saya sebagai sarjana muda sangat menghargai seseorang yang ahli di bidangnya, masalahnya untuk mendapatkan gelas SARJANA saja butuh kuliah selama 4 tahun, untuk MAGISTER selama 2 tahun. Waktu itu bukan sesuatu yang bisa dinilai oleh bisa dan tidak. Sudah jelas ketika seseorang dinobatkan sebagai pakar telematika, tentu dia sudah mengerti tentang segala hal dan resiko yang akan dia tanggung dari segala ucapnya.
Saya dulu pernah membaca sebuah puisi dari seorang penyair bernama Kyai Matdon, beliau berkata, "media sudah sakit", puisi lengkapnya bisa dilihat di sini. Media memang sepertinya sudah sakit, menceritakan segala sesuatu tanpa disaring terlebih dahulu. Sudah tahu bangsa ini sedang sekarat harapan pada pemimpin negerinya, eh malah disodorkan dengan ponari, air mata intan dan sekarang naga.
Saya pribadi percaya naga itu pernah ada, sebelum ada peradaban manusia dengan gadget dan sebelum Hercules menaklukan titans untuk menyelamatkan Olimpus tentunya. Secara logika saja, bagaimana mungkin ada seekor naga tinggal di Indonesia tanpa seorang pun tahu? Bagamana mungkin naga dengan nafas api, tubuhnya yang bersisik seperti ikan yang demikian keras itu bisa lolos beterbangan di langit tanpa ada satu satelit NASA pun yang menyadarinya? Kelelawar saja terdeteksi, apalagi makhluk yang demikian agungnya itu?
Lalu si raja emas itu memberi makan apa pada naga itu? Remah-remah roti dan nasi bekas makan malamnya? Itu naga, dengan tubuhnya yang besar itu dia pasti bisa memakan 3 sapi untuk satu kali jam makannya.
Media itu sudah sakit. Apakah Anda sekalian kekurangan berita? Untuk para pemirsa setia televisi, lebih baik otak kalian ditumpulkan dengan segudang berita tentang riniSyah dan pacarnya Ubub yang mengaku-ngaku menjadi anggota kerajaan Malaysia dari pada menonton berita kebohongan tentang air mata intan dan naganya si raja emas. Setidaknya menonton si riniSyah itu tidak memberi harapan dan perubahan apa pun pada keyakinan kita, tidak merusak moral, hanya merusak mata yang melihatnya.

0 komentar:

Posting Komentar