Mumpung lagi demam twitter, makanya saya nulis tentang twitter. Banyak orang yang mempermasalahkan tentang istilah follow dan follower. Ada yang bilang ketika seseorang banyak followers-nya, maka dia itu seperti Nabi. Kalau saya sendiri sih nggak mau ambil pusing. Bebas aja orang mau bilang pengikut atau apa. Tapi saya pribadi sih menganggap followers itu adalah orang-orang yang ingin tahu apa yang kita lakukan, ehm saya maksudnya.
Kalau orang-orang ribut pengen saling di-followback alias follback, saya tidak pernah meminta untuk di-follback. Saya sendiri saja mengikuti status orang-orang atas kemauan saya sendiri, untuk apa saya meminta orang mengikuti status yang saya umbar?
Hal yang paling membuat saya malas adalah ketika seseorang memberi mention dan ingin agar dia segera di-follback sama saya. Otak saya menolak dengan serius. Saya tidak mau masalah yang dulu sempat ada gara-gara facebook terulang lagi di twitter. Tapi hati saya luluh juga, akhirnya terpaksa saya mengklik tombol follow dan muncullah status orang yang tidak mau saya follow itu di beranda saya.
Saya kapok dengan masalah dunia maya. Orang-orang belum cukup dewasa menanggapi sesuatu yang berhubungan dengan dunia maya. Status yang seharusnya dibahas di dunia maya malah jadi perbincangan di dunia nyata. Begitu juga dengan sesuatu yang harusnya ada di dunia nyata, tiba-tiba muncul di dunia maya. Banyak yang berdoa pada Tuhan di twitter, padahal sudah jelas Tuhan tidak punya twitter dan tidak akan pernah tahu bahwa dia adalah trending topic world wide di dunia twitter.
Jadi saya mohon untuk orang-orang yang mau mem-follow, follow-lah dengan tulus. Jangan meminta balasan untuk di-follback, banyak sedikitnya followers tidak mempengaruhi kecerdasan atau ketebalan dompet. Followers itu hanya orang yang ingin tahu, yah anggap saja seperti itu, jangan lebih.
Silahkan untuk meng-unfollow saya. Karena saya memang tidak perlu punya banyak followers...
follow aku dongs kakak !.
BalasHapushe..
boleh, mana twittermu? :)
Hapus