BLACK DIARY OLD TIME #1
For you, for me, my self and the one
January 26th, 2009.
January 26th, 2009.
“Saat pertama bertemu denganmu, aku tahu satu hal yang paling menyakitkan akan segera terjadi, namun aku terus menjalaninya karena ingin mengecap rasa bahagia didalam kesakitan itu.”
- S P O N G E B O B -
Pagi hari di SMP Pembangunan Harapan. Matahari masih bersembunyi dibalik bahu gunung yang kokoh. Dinginnya angin malam masih sempat dirasakan pagi ini. Burung-burung berkicauan dan berlarian dari dahan satu ke dahan yang lainnya. Indahnya pemandangan hari ini.
Aku Dani. Hanya seorang Dani yang biasa dan engga ada kelebihan namun banyak kekurangan. Hari ini aku dateng ke sekolah pagi-pagi, dengan santai sambil mendendangkan lagu kesukaanku, jingle sponge bob square pants.
“Sponge bob square pants, sponge bob square pants, sponge boooobbbb… square pants…”
Aku memberikan senyum terbaikku untuk semua orang yang kutemui pagi ini. Setiap hari aku selalu bertemu dengan teman-teman ibuku yang kebetulan akan berangkat bekerja.
“Mau dianterin ke sekolah Dan ?” Tanya Pak Dani, tetangga dekatku. Pak Dani… itu juga nama yang akan kusandang saat aku dewasa nanti.
“Engga Pak ! Engga usah…” Jawabku sambil tersenyum.
“Bapak duluaan ya…” Katanya sambil melambaikan tangannya. Aku hanya membalasnya dengan senyum.
Inilah pagi milikku, pagi yang selalu aku rasakan setiap hari hingga sekarang, usiaku 13 tahun. Aku paling suka waktu dipagi hari, soalnya pagi hari itu bener-bener bikin aku semangat untuk ngelakuin segala macam aktivitasku.
Hari ini adalah pengacakan kelas. Waktu kelas 1, aku masuk kelas paling jelek soalnya nilai tesku kecil. Tapi tahun keduaku di sekolah ini engga boleh kejadian kayak tahun lalu, aku udah cukup belajar semampuku.
“Selamat datang siswa-siswi SMP kita tercinta… seperti kebiasaan sekolah kita, hari ini kalian akan menghadapi tes untuk mendapatkan kelas sesuai dengan kemampuan otak kalian. Maka, selamat berjuang !” Kata Kepala Sekolah kami, Bu Endang.
“Kamu dapet kelas mana ?” Tanya Irfan, temen sekelas aku waktu SD, Irfan anaknya pinter banget, selalu rangking 1, dan waktu kelas 1, dialah juara umum SMP ini.
“Kelas ujian maksudnya ?” Tanyaku. Inilah salah satu kebiasaanku, kalo pagi-pagi otakku agak sedikit lebih lambat mikir dibandingkan kalo aku mikir siang-siang. Sebenernya kalo siang-siang abis pulang sekolah aku selalu main PS dulu, aku kan paling pinter kalo main PS.
“Iya, emangnya kelas apa lagi ?”
“Oh… diruang 7 !”
“Wah, masa ? Sama dong ! Kita sebangku ya ! Ayo masuk kelas, kita ngapalin bareng-bareng dulu sebentar !” Kata Irfan sambil merangkulku dan mengajakku kekelas.
“Dan ! Mau ke kantin engga ?” Tanya Febri, temanku yang juga dari SD yang sama denganku, anak ini engga kayak Irfan yang pinter, anak ini sama denganku dan kelasnya sebelahan dengan kelasku soalnya nilainya lebih bagus dari pada aku.
“Aku mau belajar…” Kataku pada Febri. Kalo aku inget betapa bodohnya aku, aku jadi punya semangat untuk merubahnya.
“Engga akan ngaruh kali kamu belajar apa engga juga ! Kamu belajar apa engga, kamu udah pasti bakalan masuk kelas paling belakang !” Kata Febri sambil tersenyum. Bener juga kata Febri, mungkin aku ini udah dilahirin sebagai anak yang bodoh, jadi belajar sekeras apapun engga akan berubah, ya pasti.
“Dani mau belajar buat merubah semua itu…” Kata Irfan sambil tersenyum.
“Emangnya kamu pikir dengan temenan sama Irfan kamu bakalan ketularan pinter ?”
Ini adalah sedikit dari cerita di Novel Luckythaocta yang judulnya BLACK DIARY OLD TIME #1 : For you, me, myself, and the one...
0 komentar:
Posting Komentar