Tenang saja,
Perpisahan tak menyakitkan.
Yang menyakitkan adalah,
Bila setelah ini saling lupa.
Bahwa kita harus berpisah.
Lupa, pasti akan lupa.
The Panas Dalam - Tenang Saja
Mungkin dia benar, bahwa tidak hanya aku yang merasakan sakit di rongga dada. Mungkin dia jujur bahwa dia pun merasakan sakit yang sama. Tapi apa sehebat rasa sakit yang kurasakan? Dan mungkin, dia pun sedang merasakan apa yang aku rasakan. Rasa kebas, seperti bahagia dan sedih terasa sama saja.
Kemarin aku nonton film 5cm. Awalnya kupikir aku tak perlu ikut-ikutan euphoria mereka yang memaksakan diri untuk tidak melewatkan film yang satu itu. Aku pikir, bahwa aku akan menonton film itu dengannya dan aku akan sangat sangat ribut menceritakan perjalananku kemarin ke Semeru secara lengkap dan faktual. Tapi, who cares? Siapa yang peduli?
Maka kemarin, aku mengiyakan ajakan nonton 5cm. Dan temanku itu persis si Zafran yang menghitung berapa kali dalam omonganku aku menyebut nama-NYA. Dia bilang, "Tumben kok selama ngobrol sejaman tadi kamu ga sekali pun nyebut nama ****?"
"Aku lupa loh sebenernya. Cuma emang aku lagi ngebiasain diri. Sama kayak kata Zafran, aku sedang berusaha keluar dari nyamannya aku yang suka banget nyebut nama ****. Sama juga kayak kata Genta, aku lagi pengen mengejar mimpi lain, mimpi yang pernah aku pikirin untuk terjadi tapi lupa karena terkesima pesona dari ****."
Aku memang banyak terobsesi sama film, sama buku, sama cerita, bahkan iklan tivi, lagu, video clip, sampe aku terobsesi sama obsesinya orang lain. Sebelum dia berlaku sama kayak Ayah aku, yang bilang kalo aku kebanyakan nonton film, baca buku dan mungkin suatu saat ngancem mau ngebakar buku-buku aku. :( aku harus punya rumah baru untuk buku-buku aku. Yang mungkin mereka ga akan pernah berusaha untuk menghina atau mencela hobi baca buku dan nonton film aku.
Kelakuan Zafran yang nulisin frekuensi Dinda yang bilang "ada apa" itu sama kayak aku yang sekarang lagi hobi nulis angka nol. Kenapa? Aku pernah liat film tentang kepala sekolah yang ngehukum muridnya dengan nyuruh nulis, "aku janji ga akan nakal lagi" di bukunya. Dan aku nyoba hal yang sama. Sambil nulis angka nol, aku bilang, harapan, dan angka nol yang kutulis menyahut "kosong".
Aku sedang bikin banyak hobi untuk menguatkan rongga dadaku. Minum obat cuma bikin ginjal aku sakit. Minum air putih pun aku masih aja suka lupa. Perbaiki dulu dalemnya, baru luarnya nyusul. :)
Dan aku menghimpun 5cm untukku sendiri. Mimpi-mimpi, keyakinan, passion, semuanya aku kumpulin untuk aku realisasiin. Aku minta doa dan restu Ibu untuk mewujudkan traveling aku, film aku, kerjaan aku, naik gunungnya aku. Segitu dulu aja yang aku kumpulin untuk saat ini.
Satu aku pinta, jangan harkosin gue lagi, karena gue ga butuh harkosan! Gue bukan ban dalem yang butuh angin. Ketika 'kau' ga siap untuk melangkah lebih jauh, jangan halangi orang lain yang mau melangkah jauh bersamaku. Masa' sih dari milyaran orang yang ada di bumi, Tuhan ga mengisyaratkan satu di antaranya untuk aku? Bahkan alien pun? Dan aku ga. Keberatan diajak ke galaksi lain, nanti kalo lebaran aja baru pulang ke bumi, biar ga ngerasain arus mudik di bumi, hehehe. Semoga orang di planet luar ga suka ngegosip, ga suka nyebar isu dan cewek-cewek di sana ga ada yang masuk iwapi (ikatan wanita penyebar isu). :p hahahahaha. :D
Kini kau harus menyesal, tidak menyesal? Harus menyesal.
The Panas Dalam
0 komentar:
Posting Komentar