Barusan, aku nonton film RAPUNZEL (tangled) yang entah udah ke berapa puluh kali. aku suka ceritanya, meski pun masih tetep nyeritain si gadis berambut super panjang yang ditahan sama ibu jahat di atas menara. film ini, menurut aku jadi menarik ketika kerajaan Rapunzel selalu nyalain ribuan lampion setiap hari ulang tahun Rapunzel. dan harapannya cuma satu, agar Rapunzel, si putri yang hilang segera kembali. that's really sweet.
Kepikiran ga sih; kalo aku pribadi sih mikir. apa bisa ketika aku mati, aku diinget sama orang-orang? ya setidaknya satu dua bulan? bukan gara-gara nakal, ceroboh apalagi jahatnya aku. apa bisa aku diingat sebagai orang yang baik? apa bakal ada yang sekiranya sudi nangis karena bener-bener ngerasa kehilangan orang yang 'pernah' jadi orang baik?
Laskar Pelangi, salah satu contohnya, Lintang, si jenius didikan alam. menurut aku Lintang engga dideskripsikan sebagai kawan yang sangat baik, tapi ketika Lintang ninggalin sekolah, semua orang ngerasa sedih. dan aku ngerasa terharu juga pas adegan Lintang bilang kalo dia ga bisa ngelanjutin sekolah lagi karena ayahnya engga kembali lagi dari laut dan harus ngejagain adik-adiknya yang masih kecil.
Aku emang ga peduli dengan pandangan orang sama aku. tapi aku sekarang lebih sering mikirin. apa aku seperti yang orang-orang deskripsiin? apa waktu ke Semeru hati kecilku pernah berkhianat untuk ngejahatin temen-temen seperjalanan aku? apa setelah pulang dari Semeru hati kecil itu masih berkhianat untuk ngejahatin mereka? aku sepenuh hati udah ngerasa ngelakuin hal yang sangat baik, ya, baik itu menurut aku pribadi. jangan-jangan, selama ini lakuku berkhianat pada hatiku?
Ayahku sering bilang, seseorang baik itu jika orang lain yang menyebut baik, bukan dirinya. berarti, aku jahat? gimana kalo aku ada di tengah-tengah? sebagian bilang aku baik dan sebagian bilang aku jahat? apa aku punya kesempatan untuk diingat sebagai orang yang baik?
Ian, di 5cm, dia adalah si ular kepala dua. yang ngomongin satu orang ke orang lainnya. tapi, bahkan, seorang yang (dalam novel) bermuka dua pun layak dapet temen yang baik. bahkan dengan super quotesnya, dia bilang, "apa kita udah jadi orang yang bikin orang lain nyaman dengan keberadaan kita disitu?"
Nah itu tadi, pada beberapa orang, aku 'merasa' diharapkan. ajak aku naik gunung dong eL, hayu ke gunung eL, kalo jalan-jalan ajak aku dong, pengen makan baso lagi, pengen nonton bareng lagi, kapan kamu ada waktu untuk kita curhat lagi kayak dulu? Yeah, apa aku cukup baik untuk dikenang suatu saat nanti?
Atau...
aku pun sedang menelaah kata-kata Ibu aku. aku jujur kaget waktu sepupu aku nanyain 'udah ngapain aja kamu sama pacar kamu?' aku jawab spontan ya bilang kalo aku sekedar naik gunung dan bla bla bla. awalnya aku polos, aku ga mikir apa pun, sampe akhirnya, ketauan, yang justru udah ngapa-ngapain itu ya si sepupu yang nanyain itu. jadi, kadang, tuduhan orang itu bukan berdasarkan pada objeknya, tapi ada pertimbangan gue juga gitu, ah elu juga pasti gitu. padahal, ga semua orang ngelakuin kesalahan yang sama. iya, lubang itu pasti yang seperti itu, tapi ga semua kaki masuk di lubang yang sama kan?
Ketika orang yang secara tidak langsung berhubungan denganku bilang aku jahat dan aku tidak menyenangkan, barangkali, mereka itu menuduhkan sesuatu yang sebenarnya sikap mereka sendiri. eL, si aang itu bla bla bla bla bla, awalnya aku percaya, tapi ketika kamu menuduh dan kamu pun bersikap sama seperti orang yang kamu tuduh, apa bedanya? siapa yang jadi korban? si Aang atau aku? atau mungkin kamu?
Dan aku membuang waktuku untuk menulis hal-hal yang mungkin bikin orang yang baca bingung, sebenernya apa yang aku tulis? yang jelas, menjadi orang yang baik saja tidak cukup di tahun yang begitu banyak problematika ini. menjadi baik untuk pacar, keluarga, saudara atau bahkan teman saja tidak cukup. mungkin aku harus mulai melakukan segala sesuatu dengan benar.
Ke-apa-ada-an-ku adalah apa yang kalian sebut ada-apa-apa. aku jujur, aku memang pendiam, dan ketika aku diam, aku bukan marah. kalau aku marah, dan kalau aku benar-benar marah, i just leave.
Oh Tuhan, selalu ingatkan aku bahwa aku tetap mencintai mereka meski pun otak mereka memikirkanku dengan cara yang paling buruk...
0 komentar:
Posting Komentar