Kita bermula dari obrolan "sudah" dan "belum" lalu diakhiri "aku mencintaimu". Kemudian "ya" dan "tidak" lalu "aku merindukanmu". "Maaf aku sedang sibuk", "sedang banyak tugas" dan "hey, ayo kita nonton berdua", kita berpegangan tangan, merasakan getaran listrik menjalar dari ujung syaraf di jemariku menuju simpul syaraf di otakku.
Aku katakan "berhenti" dan "tidak akan pernah lagi" tapi nyatanya aku selalu kembali dan berteriak, "maaf". Jika besok-besok kita memulai dengan "kamu selalu" maka akan diakhiri dengan "ayo kita perbaiki semuanya". Entah kita apa, tidak sanggup berpisah tapi selalu berperang ketika bersama. Kita selalu bilang "kembali" lalu salah satu dari kita melanjutkan "terus saja menyakiti".
Jika tidak ada di antara kita yang saling menyahut dan menjawab, apakah besok masih ada "kita"?
0 komentar:
Posting Komentar