Bioskop KITA

Dee sedikit benar bahwa ketika aku menggosok gigi, aku melupakan segala hal. Yang aku ingat adalah bagaimana cara menyikat gigi dengan baik untuk mengurangi karang gigi di gigiku. Bagaimana cara memoles gigiku yang memang tidak putih untuk jadi kesat dan bersih. Gigi bagian mana yang belum kugosok. Sudahkah aku membersihkan gigiku yang berlubang. Dan bla. Bla. Bla. Dan bla.
Tapi pagi tadi, aku jujur tiba-tiba kepikiran tentang Astor. Ya, sebuah bioskop yang udah ga beroperasional di daerah Ujung Berung. Why?
Kenapa Astor berhenti beroperasional? Kenapa Astor ga diminati lagi? Kenapa Astor kotor dan banyak tikusnya?
Dan aku kepikiran buat bikin tempat, called Bioskop KITA. Tujuannya bukan buat muter film-film luar negeri, tapi muter film-film Indie dan film Indonesia.
Sok aja bayangin, di negara luar, ga ada tuh yang muter film dari negara kita. They don't ever care about our films. Jadi kenapa kita mesti muter film mereka?
Sebuah mimpi yang sederhana, tapi luar biasa. Masalahnya sekarang ini, untuk beli tanah aja mahalnya minta ampun, apalagi kalo mesti bangun ruangan ukuran 8x8m untuk pertunjukan, belum beli LCD, screen, kursinya, wa wa waaaa....
Tapi aku mau berusaha, meski pun sedikit demi sedikit. Aku jengah kiblat sineas Bandung selalu disebut ke itebe. Ga! Jangan, musik underground aja munculnya dari Ujung Berung, masa mahasiswa universitas Cibiru-nya ga bisa dijadiin kiblat perfilman Indie Bandung???
Begitu banyak harapan, begitu banyak mimpi, begitu banyak rencana. Aku bahkan ga tau apakah aku dikasih kesempatan untuk ngerealisasiin mimpi itu. Atau ya, sekedar jadi proposal dari mulut ke mulut doang.
Who knows?
Tapi semuanya ga bakal kerealisasiin kalo aku cuma ngomong dan ga bergerak. Ayo, mari bergerak!

0 komentar:

Posting Komentar