Anonymus said :
Apakah kamu akan bertanya-tanya mengapa setiap harinya blog-mu selalu bertambah satu pengunjung? Biar kuberitahu, itu aku. Aku yang selalu membaca setiap tulisan yang kamu buat di blog-mu. Dari situ, aku bisa mengetahui seperti apa psikologismu saat sedang menulisnya. Aku tahu kapan kamu sedang sangat bersedih, kapan kamu sedang sangat berbahagia, bahkan saat kamu sedang berbohong sekali pun.
Dua ribu delapan, itu adalah postingan pertamamu di blog-mu. Setelah aku mengecek di beberapa situs, ternyata kamu tak hanya punya satu blog kesayangan. Kamu punya lima, bahkan enam dalam satu situs blog gratis. Entah apa yang ada dalam pikiranmu. Apakah kamu ketakutan orang-orang akan mencari tahu tentangmu? Kukira hanya aku yang begitu memperhatikanmu seperti ini.
Tulisanmu kadang begitu menyentuh, kadang begitu kasar, kadang begitu lembut dan memesona. Tapi lebih banyak kamu bercerita begitu gamblang tentang segala hal. Aku tak tahu apakah kamu akan menerima pendapatku tentang dirimu atau tidak, tapi... kamu bukanlah seorang penulis berbakat. Hapuslah keinginanmu untuk memasukkan tulisanmu ke sebuah harian. Aku mendengar bahwa pimpinan redaksi itu memanggilmu ke kantornya dan memberikanmu ceramah selama hampir dua jam. Apakah kamu masih ingat kata terakhir dari pimpinan redaksi itu?
“Fuck you, don’t fuck with words.” Pedih. Ya, jelas. Siapa yang takkan sakit mendengar kata-kata itu? Aku sendiri memilih tertawa, sama sepertimu saat mendapat ucapan itu. Entah mengapa, meskipun kamu sudah ditekuk KO oleh pimpinan redaksi itu, kamu tetap terlihat menang.
Kamu memang penulis yang baru lahir. Maksudku, baru berani menulis tentang banyak hal. Kamu selalu bercerita tentang kamu, seolah kamu tidak melihat hal lain di sekitarmu. Lalu kamu seperti terlahir, matamu seolah terbuka untuk memandang sekitar dan memperhatikan. Padahal, kapan kamu memperhatikan sesuatu begitu serius?
Kepalamu yang seperti mercusuar itu tak pernah fokus pada satu titik. Tapi segala titik. Dan segalanya terlihat. Apa yang berbeda darimu? Mengapa kamu bisa melihat sesuatu hal begitu berbeda? Padahal mataku dan matamu sama-sama memantulkan bayangan terbalik di titik buta mata kita.
Mataku jelas lebih baik dari pada matamu yang sudah rusak, bercampur silindris dan ketidakmampuan matamu untuk fokus pada sebuah garis. Kamu tidak pernah melewatkan satu serangga pun yang berada di dekatmu tapi kamu melewatkan begitu banyak orang. Jelas sekali matamu rusak.
Apa yang sedang berlangsung di dalam batok kepalamu itu? Apakah ada ribuan liliput yang bekerja mengoperasikan dirimu?
Aku ingin kamu tahu dengan komentar yang kukirim di blog-mu ini. Aku pun juga adalah seorang penulis, sebagai seorang
penulis yang tulisanku sudah banyak masuk bermacam-macam buku antologi, aku
menyukai caramu bertutur kata dan bersaling sapa dalam kata. Salam kenal,
penulis! Tapi sebagai manusia biasa, hatiku terbakar cemburu melihat tulisanmu
itu. Sesekali, datanglah ke blog yang
kupenuhi dengan kebohonganku agar membuatmu juga cemburu.
www.xxxxx-xxx-xxxxxx.blogsxot.com. Aku menulis segala hal dengan harapan kamu
bisa membacanya dan merasakan kecemburuan yang juga aku rasakan.
Lukita said :
Terimakasih, Anonymous. Tapi maaf, saya tidak suka mengintip. Bukan salah
saya kalo kau kecanduan, iya kan? Abisnya kejujuran itu menggoda, beda sama
kebohongan. Isn’t? Kata terakhir buat kau, Anonymus, fuck your self!
0 komentar:
Posting Komentar