punggung tangan


aku adalah sisi tangan terbuka, terlentang dengan kejujuran dan harapannya
kau adalah sisi tangan tertutup, satu sisi lain dari diriku sendiri
aku merasa sangat memilikimu,
sangat mengenalmu,
seolah setiap celah kecil darimu itu selalu kutahu,
padahal aku tak mengenal apapun...

karena aku mengenalmu seperti saat tanganku ini kumiringkan,
aku hanya melihat sedikit dari seluruh punggung tanganku itu,
sisi yang kulihat ini, kau perlihatkan, kau buat seolah kau sama sepertiku,
penuh kejujuran dan dengan harapanmu ingin menggapaiku...

tapi aku salah,
kau adalah sisi punggung tangan, yang tertutup, yang penuh dengan bayangan,
yang menyimpan sejuta kebohongan dan kebusukan...

ketika aku melihat seluruh sisi punggung tanganku ini, aku baru tahu...
aku akan kehilangan seorang teman,
aku harap kau tahu, bahwa aku begitu sulit untuk memaafkan,
karena aku sudah terlalu jauh berpikir bahwa kau adalah bagian dari diriku...

semua ini persis seperti novel yang kubaca beberapa waktu lalu,
ketika semua ini harus berakhir dengan air mata,
aku sangat terluka dengan kejujuranmu itu,
karena kupikir selama ini kau telah memperlihatkan semua bagian dirimu...

aku sudah banyak memaafkan dan menerimamu, banyak sekali...
hingga akhirnya semua usaha memaafkanku itu masih saja kebohongan didalam kebohongan...
kau punggung tangan yang menusukku sendiri, membuatku mati perlahan.
lagunya hampir berakhir, ceritaku ini bahkan lebih sedih daripada Romeo dan Juliet...
hingga membuat air mataku terkuras sepanjang waktu aku mengingatnya...

aku akan lebih banyak memaafkan... lebih banyak dari kemarin...
aku akan lebih banyak mengerti... lebih mengerti bahwa mungkin saja ini masih kebohongan...
aku akan lebih banyak diam dan mendengarkan... karena aku akan lebih banyak tertipu jika aku terus bicara...
aku akan lebih membahagiakan dan menyayangi diriku sendiri... karena aku tak ingin hidup dalam kebohongan... karena aku masih ingin menjadi sisi tangan yang terbuka, terlentang dengan kejujuran dan harapanku...
meskipun harus kukikis perlahan si harapanku itu...



18 agustus 2010



0 komentar:

Posting Komentar