aku adalah debu...
diatas kaca yang setiap hari mengagumimu...
aku selalu takut kau menghapusku dari pandanganmu...
karena aku tak ingin kau melupakanku,
karena aku ingin terus berada didekatmu dan mengagumimu...
aku mengagumimu, mencintaimu dengan segala kelemahan yang ada dalam diriku. Tak pernah jemu mataku menatapmu, memujimu, men-Tuhankanmu dalam hatiku. Aku dibuat lupa dengan siapa diriku dan apa diriku ketika aku berhadapan denganmu. Kau membiusku dengan hembusan nafas lembutmu dan senyum manis itu.
tak ada lagi yang kutakutkan didunia ini selain kehilanganmu. Tak ada lagi yang penting didunia ini selain dirimu. Dan aku tak tahu lagi arah tujuan hidupku selain bersamamu. Aku bisa berdiri mematung berjam-jam hanya untuk menatapmu dari kejauhan. Atau aku juga bisa menunggumu ribuan tahun lamanya agar kau menyadari kehadiranku, tak masalah bagiku.
aku mengagumi karya Tuhan yang satu ini, Dia membuatmu dari bongkahan batuan terindah, memahatmu dengan penuh rasa kasih, disetiap lekukannya, Dia berikan kesan kelembutan. Dimatamu, Dia berikan sepasang batu permata yang akan terlihat bersinar diterpa cahaya, takkan redup oleh bayangan dan takkan terlupa oleh masa.
aku berdoa setiap hari untuk keberuntunganku, agar akhirnya kau menyadari kehadiranku, agar akhirnya kau mengerti arti diriku untukmu. Sudah berapa lama aku menunggu keajaiban itu datang? Entahlah... siang malam bagiku sama saja, mataku terpejam atau tertutup pun aku tetap bisa melihatmu dengan jelas.
tapi aku hanyalah debu...
kotoran di kilauan indah matamu...
dan saat kau menyadari kehadiranku, kau menepisku jauh dari matamu, membuangku jauh dari kilauan yang selama ini membutakan mataku. Dan aku tersadar kembali, siapa aku dan apa diriku ini. Ketika harapanku terjatuh, disingkirkan oleh tanganmu sendiri, aku sadar... doaku sudah terwujud, kau menyadari kehadiranku, kau mengerti arti diriku untukmu...
aku beranjak, diterpa angin dan meninggalkanmu seorang diri seperti sebelumnya. Aku tahu, waktu akan mengubah segalanya, juga luka dalam hatiku. Jadi dengan senyum yang masih tersisa, aku mengikuti angin, melupakan yang kemarin terjadi.
Meskipun hari ini, langit terlihat mendung dimanapun, hujan terasa dipelupuk mataku, dimanapun aku berada... esok, entah esok yang kapan, pasti langit akan cerah lagi dan matahari akan bersinar dengan hangat untukku. Karena debu ini tak hidup dalam kelembaban, tapi dalam kekeringan, jadi air mata itu nantinya akan surut dan mengering.
Aku percaya...
21 Agustus 2010
diatas kaca yang setiap hari mengagumimu...
aku selalu takut kau menghapusku dari pandanganmu...
karena aku tak ingin kau melupakanku,
karena aku ingin terus berada didekatmu dan mengagumimu...
aku mengagumimu, mencintaimu dengan segala kelemahan yang ada dalam diriku. Tak pernah jemu mataku menatapmu, memujimu, men-Tuhankanmu dalam hatiku. Aku dibuat lupa dengan siapa diriku dan apa diriku ketika aku berhadapan denganmu. Kau membiusku dengan hembusan nafas lembutmu dan senyum manis itu.
tak ada lagi yang kutakutkan didunia ini selain kehilanganmu. Tak ada lagi yang penting didunia ini selain dirimu. Dan aku tak tahu lagi arah tujuan hidupku selain bersamamu. Aku bisa berdiri mematung berjam-jam hanya untuk menatapmu dari kejauhan. Atau aku juga bisa menunggumu ribuan tahun lamanya agar kau menyadari kehadiranku, tak masalah bagiku.
aku mengagumi karya Tuhan yang satu ini, Dia membuatmu dari bongkahan batuan terindah, memahatmu dengan penuh rasa kasih, disetiap lekukannya, Dia berikan kesan kelembutan. Dimatamu, Dia berikan sepasang batu permata yang akan terlihat bersinar diterpa cahaya, takkan redup oleh bayangan dan takkan terlupa oleh masa.
aku berdoa setiap hari untuk keberuntunganku, agar akhirnya kau menyadari kehadiranku, agar akhirnya kau mengerti arti diriku untukmu. Sudah berapa lama aku menunggu keajaiban itu datang? Entahlah... siang malam bagiku sama saja, mataku terpejam atau tertutup pun aku tetap bisa melihatmu dengan jelas.
tapi aku hanyalah debu...
kotoran di kilauan indah matamu...
dan saat kau menyadari kehadiranku, kau menepisku jauh dari matamu, membuangku jauh dari kilauan yang selama ini membutakan mataku. Dan aku tersadar kembali, siapa aku dan apa diriku ini. Ketika harapanku terjatuh, disingkirkan oleh tanganmu sendiri, aku sadar... doaku sudah terwujud, kau menyadari kehadiranku, kau mengerti arti diriku untukmu...
aku beranjak, diterpa angin dan meninggalkanmu seorang diri seperti sebelumnya. Aku tahu, waktu akan mengubah segalanya, juga luka dalam hatiku. Jadi dengan senyum yang masih tersisa, aku mengikuti angin, melupakan yang kemarin terjadi.
Meskipun hari ini, langit terlihat mendung dimanapun, hujan terasa dipelupuk mataku, dimanapun aku berada... esok, entah esok yang kapan, pasti langit akan cerah lagi dan matahari akan bersinar dengan hangat untukku. Karena debu ini tak hidup dalam kelembaban, tapi dalam kekeringan, jadi air mata itu nantinya akan surut dan mengering.
Aku percaya...
21 Agustus 2010
0 komentar:
Posting Komentar