JANGAN!

"JANGAN!"
Kata itu selalu muncul di kuliah kehidupan Ayahku. Ayahku menekan pada kata itu begitu dalam. Seolah kata itu keluar dari lubuk hatinya dan menekan seluruh kepalanya hingga suaranya selalu terdengar lebih bold saat mengatakan kata itu.
Apa sih? Ya enggak akan dong. Jawabku. Tapi kata itu terus diucapkan. Seperti mantra yang diucap berulang-ulang agar manjur. Kenapa tidak pakai dupa sekalian, Yah?
Kata-kata Ayahku adalah "jangan ikut kerusuhan, lari, lari, jauhi! Jangan pernah ikut tawuran. Jangan pernah berkelahi dengan orang. Jangan. Jangan. JANGAN!"
BRAK. Aku membanting pintu kamarku keras-keras. Selalu. Ayah selalu menganggapku terlalu kecil untuk melakukan hal baru. Ayahku paling pandai mencari kelemahanku. Menentukan jutaan syarat yang intinya adalah aku tidak boleh melakukan hal ini dan itu. Tidak bisakah Ayah melihat bahwa aku ini adalah manusia yang cukup dewasa dan ingin menikmati hidup?
Jenna... Ibuku memanggilku dari balik pintu. Aku menimbun kepalaku di dalam bantal-bantal dan selimut. Ibuku mencoba membuka pintu namun pintunya terkunci, jadi yang terdengar hanyalah suara gagang pintu yang didorong. Jenna, buka pintunya Nak, Ibu mau bicara.
Besok aja Bu! Kataku. Heran, biasanya saat tidur aku tidak bisa mendengar suara apa pun meski pun orang lain berteriak-teriak dan kepalaku tidak ditutup bantal. Tapi sekarang meski pun aku sudah menutup kepalaku dengan bantal, aku masih saja bisa mendengar suara Ibu dengan begitu jelasnya.
Jenna... Ibu masih memanggilku dan berusaha mendorong pintu kamarku agar mau terbuka. Tapi aku bergeming bersama pintu kamarku. Aku menutup mataku dan tertidur lelap. Berharap besok keajaiban terjadi. Aku ingin...

***
Alasan mengapa aku menulis di facebook adalah karena laptopku yang baru diinstal ulang ini tidak da program microsoft wordnya. Apa bedanya menulis di catatan facebook dan di notepad? Sekalian saja di catatan facebook. Kenapa di catatan facebook jika aku punya puluhan blog yang harusnya kuisi? MASALAHNYA, ternyata provider TERI bodoh ini yang katanya gratis bla bla bla itu ternyata bohong dan satusatunya situs yang bisa aku buka cuma facebook.
Sekarang, ketika ingat tentang keadaan mengenaskan ini, aku jadi enggak mood lagi buat nulis. Pengennya sih tidur, tapi ini sindrom insomnia kambuh lagi. Lalu inspirasi mulai melayang-layang kaditu kadieu hingga akhirnya aku ngoprek tablet tapi buat apa ngoprek tablet ketika aku udah online di facebook? ceritanya mau smsan tapi orang yang mau diajak smsan udah tidur dan aku malu buat ngegangguin yang besoknya banyak pekerjaan. Uh Tuhan, berikanlah kantukmu dari jam 10 sampe jam 5 pagiiiiii aja, jangan siang-siang atuh. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar