lima menit lalu, tangan ibuku dengan lincah memijit punggungku. aku tidak pernah suka dipijit, bagiku efek dari pijitan tidak membuat lega, tapi membuat setiap tulang di tubuhku terasa diremuk-remukkan hingga tak bersisa. tapi akhirnya, aku hanya bisa pasrah dan menjerit kesakitan saat tangan ibuku menguleni kulit punggung dengan gel penghangat tubuh.
sambil menjerit, aku baru sadar. aku memang tidak kuat pada rasa sakit. baru dikasih flu, demam dan batuk saja aku sudah kelimpungan untuk terus menerus mengingat jam terakhir menenggak obat. ya, saat kondisi seperti ini, aku memang tidak pantas untuk menyebut diriku sebagai gadis petualang. bodoh rasanya, mana ada gadis petualang yang kalah pada rasa sakit?
rasanya seluruh tulangku linu, untuk duduk saja aku sudah tidak kuat. sambil mengetik tulisan ini, berkali-kali aku berhenti dan menyandarkan tubuhku di kasur. jika sudah lelah, aku bangun lagi dan meneruskan menulis. rasanya, kekuatanku satu-satunya untuk terus melawan sakit dan hidup adalah cita-citaku membanggakan kedua orangtuaku. tanpa itu, mungkin aku sudah lebih memilih mati dari pada merasakan jari jemariku linu seperti digerogoti piranha.
herannya, tahun lalu, saat didekap rasa sakit yang sama, aku masih bisa mencapai puncak kerenceng meski pun aku kewalahan menahan dingin malam dan hujan yang bertubi-tubi jatuh membasahi tubuhku. heuh, mungkin faktor U berlaku.
di waktu yang sama, beda satu jam, kekasihku pun sedang mengalami hal yang sama, tapi dia jauh lebih kuat. buktinya dia mengabarkan bahwa dia sudah enakan. sedangkan aku sedang merasakan semakin parah dan berat. huh.
mungkin benar ini musim sakit, perubahan cuaca yang ekstrim membuat daya tahan tubuhku kacau balau. semuanya hancur. untung saja filmku sudah beres, bahkan sudah premier. aku bisa bernafas lega sambil memulihkan kesehatanku untuk berpacu di film selanjutnya.
minggu ini memang minggu yang banyak sekali godaan. tergoda gorengan, es krim, mie baso, hingga tergoda kripik. semuanay semakin memperburuk keadaan. semoga aku cepat sembuh.
rabu kemarin, saat aku pergi ke dokter, si dokter heran mengapa aku kembali lagi dengan waktu berselang yang cepat? lalu kemudian aku bercerita bahwa aku sepertinya akan kena flu dan meminta obat. sialnya aku tidak membaca antibiotik yang diberikan padaku. ternyata antibiotik itu adalah antibiotik yang dulu hampir membunuhku di posko KKN. entah mengapa aku tidak cocok, tubuhku menolak antibiotik itu dan akhirnya aku tidak bisa tidur, aku menggigil hingga pagi lalu pulang dan berhari-hari hanya bisa tiduran. kali ini aku diberikan antibiotik yang sama, lalu efeknya, setelah aku coba-coba, masih sama. aku tidak bisa tidur, menggigil terus menerus dan hebatnya lagi menurunkan suhu tubuhku. aku bahkan merasakan kesemutan di kakiku saking dinginnya.
saat si dokter memeriksa tensi darahku, dia terkejut lalu menatapku lekat-lekat. kemarin normal, kenapa sekarang jatuh banget? tanyanya. aku hanya menjawab enteng, dari dulu juga tensiku memang tidak pernah lebih dari 90/60. Sekalinya tinggi, itu cuma karena aku minum penambah darah atau makan makanan yang penuh lemak hingga kepalaku pusing setengah mati. Masa aku harus terus menerus mengkonsumsi penambah darah? atau makanan berlemak? aku takut kolesterolku yang justru nambah.
akhirnya, aku harus puas dengan tensi 90/60. Bahkan kemarin si dokter ragu untuk menyebutkan 90, mungkin lebih rendah lagi. Hahaha. aku suka melihat ekspresi para dokter yang memeriksaku, mereka selalu menyesalkan mengapa aku suka menunda-nunda waktu pemeriksaan hingga benar-benar sakit parah, padahal seharusnya aku bisa diobati lebih cepat. sebenarnya aku percaya pada kekuatan Allah yang menyembuhkan, jadi aku membiarkan kekuatan Allah yang menyembuhkanku dulu sebelum dokter yang melakukannya. hehe.
aku tahu, aku tidak bisa pergi ke Semeru. bahkan mungkin ke ranu kumbolonya pun aku tidak mampu. tapi, aku ingin melihat Semeru dengan jarak sedekat yang aku bisa. ingin bisa ada di puncaknya meski pun hanya 3 menit. muluk-muluk memang, udah tau gak mampu, masih aja maksain. bahkan nekat! kalo orang lain bisa, kenapa aku enggak bisa? lalu, kenapa diciptakan Semeru kalo aku engga bisa kesana? that's the question of life! ayolah Tuhan, masa satu keinginan itu aja ga bisa? haha, aku terlalu banyak meminta. minta esdua, minta jalan-jalan, minta ini dan itu. haha. biarlah, toh pada siapa lagi manusia meminta yang aneh-aneh dan macam-macam?
okelah, sepertinya aku sudah cukup lelah. obat yang kuminum bereaksi untuk membuat aku tidur terus menerus. cepet sembuh hey aku! aku merindukan Furkon dalam sakitku ini. kalo dia ada di sini, mungkin sambil sakit, aku tetap senang bisa jalan-jalan dengannya. hehe.
sambil menjerit, aku baru sadar. aku memang tidak kuat pada rasa sakit. baru dikasih flu, demam dan batuk saja aku sudah kelimpungan untuk terus menerus mengingat jam terakhir menenggak obat. ya, saat kondisi seperti ini, aku memang tidak pantas untuk menyebut diriku sebagai gadis petualang. bodoh rasanya, mana ada gadis petualang yang kalah pada rasa sakit?
rasanya seluruh tulangku linu, untuk duduk saja aku sudah tidak kuat. sambil mengetik tulisan ini, berkali-kali aku berhenti dan menyandarkan tubuhku di kasur. jika sudah lelah, aku bangun lagi dan meneruskan menulis. rasanya, kekuatanku satu-satunya untuk terus melawan sakit dan hidup adalah cita-citaku membanggakan kedua orangtuaku. tanpa itu, mungkin aku sudah lebih memilih mati dari pada merasakan jari jemariku linu seperti digerogoti piranha.
herannya, tahun lalu, saat didekap rasa sakit yang sama, aku masih bisa mencapai puncak kerenceng meski pun aku kewalahan menahan dingin malam dan hujan yang bertubi-tubi jatuh membasahi tubuhku. heuh, mungkin faktor U berlaku.
di waktu yang sama, beda satu jam, kekasihku pun sedang mengalami hal yang sama, tapi dia jauh lebih kuat. buktinya dia mengabarkan bahwa dia sudah enakan. sedangkan aku sedang merasakan semakin parah dan berat. huh.
mungkin benar ini musim sakit, perubahan cuaca yang ekstrim membuat daya tahan tubuhku kacau balau. semuanya hancur. untung saja filmku sudah beres, bahkan sudah premier. aku bisa bernafas lega sambil memulihkan kesehatanku untuk berpacu di film selanjutnya.
minggu ini memang minggu yang banyak sekali godaan. tergoda gorengan, es krim, mie baso, hingga tergoda kripik. semuanay semakin memperburuk keadaan. semoga aku cepat sembuh.
rabu kemarin, saat aku pergi ke dokter, si dokter heran mengapa aku kembali lagi dengan waktu berselang yang cepat? lalu kemudian aku bercerita bahwa aku sepertinya akan kena flu dan meminta obat. sialnya aku tidak membaca antibiotik yang diberikan padaku. ternyata antibiotik itu adalah antibiotik yang dulu hampir membunuhku di posko KKN. entah mengapa aku tidak cocok, tubuhku menolak antibiotik itu dan akhirnya aku tidak bisa tidur, aku menggigil hingga pagi lalu pulang dan berhari-hari hanya bisa tiduran. kali ini aku diberikan antibiotik yang sama, lalu efeknya, setelah aku coba-coba, masih sama. aku tidak bisa tidur, menggigil terus menerus dan hebatnya lagi menurunkan suhu tubuhku. aku bahkan merasakan kesemutan di kakiku saking dinginnya.
saat si dokter memeriksa tensi darahku, dia terkejut lalu menatapku lekat-lekat. kemarin normal, kenapa sekarang jatuh banget? tanyanya. aku hanya menjawab enteng, dari dulu juga tensiku memang tidak pernah lebih dari 90/60. Sekalinya tinggi, itu cuma karena aku minum penambah darah atau makan makanan yang penuh lemak hingga kepalaku pusing setengah mati. Masa aku harus terus menerus mengkonsumsi penambah darah? atau makanan berlemak? aku takut kolesterolku yang justru nambah.
akhirnya, aku harus puas dengan tensi 90/60. Bahkan kemarin si dokter ragu untuk menyebutkan 90, mungkin lebih rendah lagi. Hahaha. aku suka melihat ekspresi para dokter yang memeriksaku, mereka selalu menyesalkan mengapa aku suka menunda-nunda waktu pemeriksaan hingga benar-benar sakit parah, padahal seharusnya aku bisa diobati lebih cepat. sebenarnya aku percaya pada kekuatan Allah yang menyembuhkan, jadi aku membiarkan kekuatan Allah yang menyembuhkanku dulu sebelum dokter yang melakukannya. hehe.
aku tahu, aku tidak bisa pergi ke Semeru. bahkan mungkin ke ranu kumbolonya pun aku tidak mampu. tapi, aku ingin melihat Semeru dengan jarak sedekat yang aku bisa. ingin bisa ada di puncaknya meski pun hanya 3 menit. muluk-muluk memang, udah tau gak mampu, masih aja maksain. bahkan nekat! kalo orang lain bisa, kenapa aku enggak bisa? lalu, kenapa diciptakan Semeru kalo aku engga bisa kesana? that's the question of life! ayolah Tuhan, masa satu keinginan itu aja ga bisa? haha, aku terlalu banyak meminta. minta esdua, minta jalan-jalan, minta ini dan itu. haha. biarlah, toh pada siapa lagi manusia meminta yang aneh-aneh dan macam-macam?
okelah, sepertinya aku sudah cukup lelah. obat yang kuminum bereaksi untuk membuat aku tidur terus menerus. cepet sembuh hey aku! aku merindukan Furkon dalam sakitku ini. kalo dia ada di sini, mungkin sambil sakit, aku tetap senang bisa jalan-jalan dengannya. hehe.
0 komentar:
Posting Komentar