cerita untukmu

Kawan, berhentilah memusuhiku seperti si Plagiat. Aku tak sejahat yang kau pikirkan. Aku juga tak sepicik keliahatannya. Pun tak sebaik uang recehan yang kuberikan begitu saja pada pengemis-pengemis jalanan.
Aku hanya aku saja. Yang tak bisa kau paksakan harus menjadi yang kau inginkan.
Kawan, andai saja kau menyadari, sebentar lagi bulan suci yang kau agung-agungkan. Dimana pintu maaf terbuka lebar dan kita bisa berjabat tangan sebagai seorang sahabat seperti dulu.

Kawan, aku punya banyak cerita, sedikit memanasi tapi aku memang menyimpan cerita ini untuk kau. Aku mempersiapkan sebuah cerita yang kulalui saat kau berhenti mendengar. Cerita ini bagiku takkan cukup kubagi hanya untuk orang-orang yang biasa lalu lalang dalam hidupku. Kau punya andil, kawan, maka cerita ini kusisakan untukmu.

Kemarin, kekasihku melihatmu, aku tidak, lalu ketika aku menyadari bahwa kau melihatku, aku memanggil namamu keras. Berharap kau berbalik dan menatapku. Aku mau bercerita saat itu. Jadi semua cerita lumer dengan kata-kataku saat itu. Sayangnya kau tak melihatku.

Saat itu, aku berteriak dalam hati, "Lihatlah yang cantik ini..."

he's my sunshine... my big yellow sun...
he's the black of my pen...
he's the white of my paper...
he's the dark of the night...
and he keeps my hands warm near his heart...
that's the first time i feel his heartbeat...
i don't mind if he thinks to play on me that time
i'm madly in love with him...

itulah yang kuucapkan saat tanganku berada tepat di jantungnya di bawah tumpahan bintang-bintang, kawan...
"feel-nya itu loooohhh kawaaaaannn...."

4 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar