Sebut aku keledai yang bodoh. Karena aku selalu jatuh di lubang yang sama. Keledai saja tak pernah jatuh di lubang yang sama. Sedangkan aku? Aku tak pernah bosan untuk jatuh di lubang yang sama.
Aku suka ayunan. Entah sudah berapa kali kursinya terbalik saat kududuki. Entah sudah berapa kali keningku benjol karena dikecup kerasnya tanah. Juga entah sudah berapa kali bibirku jontor karena aku melepaskan peganganku di rantainya hingga kuberikan tanah ciuman maut yang takkan pernah kulupakan.
Kecerobohan-kecerobohan itu terus kulakukan. Sepertinya memang aku tak kenal jera dan rasa takut. Di atas ayunan, saat tubuhku mengayun, aku merasa bebas. Kemudian saat kulepaskan tanganku. Saat itu juga aku baru sadar bahwa aku bukan burung dan hukum gaya gravitasi benar adanya.
Ayahku adalah orang yang akan paling sering mengingatkanku agar selalu berhati-hati. Mungkin karena dia adalah yang paling tahu bahwa aku ceroboh. Tak bosan juga dia bilang, "Lihat jalannya!"
Dan sesaat setelah beliau mengucapkan kata-kata itu. Tubuhku melayang beberapa saat hingga akhirnya jatuh berdebum ke tanah. Ketika tubuhku jatuh, ayahku akan menyuruhku berdiri, menahan ibuku yang sudah panik ingin segera memelukku. Aku bangkit dengan kepala yang masih pening. Lututku terasa nyeri sekali. Setiap kali jatuh, hatiku sudah menangis sejadi-jadinya. Tapi mataku masih tetap kering, menatap semua orang yang menunggu aku menangis. Lalu aku berjalan ke sumber air dan membersihkan lukaku.
Jatuh sebelum mulai main ayunan itu biasa. Dan jatuh di ayunan menjadi lebih biasa lagi. Tapi karena aku adalah keledai yang bodoh. Kepala benjol hingga berdarah, bibir jontor hingga gigi patah takkan bisa menghentikanku untuk terus main ayunan.
Mungkin, filosofi ayunan bagiku itu seperti filosofiku dalam menatap kehidupan. Kadang ketika aku sedang berada di atas, aku lupa bahwa aku adalah manusia yang bisa saja terjatuh. Tapi ketika terjatuh, aku tak butuh waktu lama untuk berdiri. Aku langsung bangkit dan memulai semuanya lagi.
Yang kuperlukan adalah sebuah ingatan bahwa aku tak boleh melepaskan pegangan tanganku di rantai ayunan. Itu saja. Agar kecelakaan bisa diminimalisir.
Aku suka berayun di ayunan...
10 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar