"Ka! Itu liat coba, bulannya full, mantep deh kalo kita naik gunung, gak perlu pake senter. Tinggal jalan aja kayak jalan siang-siang."
"Hayu atuh yu kita naik gunung sekarang."
"Engga ah. Akunya gak sehat. Ntar gak bisa nikmatin pemandangan."
"Tapi sebagus apa pun bulan itu. Ada yang lebih bagus."
"Apaan?"
"Kamu. Ye ye ye."
Aku tersenyum. Menyandarkan pipiku ke bahunya. Untung saja ini malam, coba kalau siang, dia pasti berjingkrak senang sudah membuatku geer.
"Ye ye ye..." Serunya lagi.
"Apaan?"
"Kikitku cepet sembuh yah...." Katanya sambil memegang tanganku yang melingkar di perutnya.
"Iya."
i miss that beautiful moment. really...
dan ada sesak di dada saat menulisnya, sing sungguh yawloh.
0 komentar:
Posting Komentar