ibu-ibu yang tidak lagi "ibu"

Ibu adalah sosok penyayang. Sosok yang lekat di pikiran kita dengan pakaian rumahan, terdiri dari baju daster sepanjang lutut dan berlengan 3/4. Warna daster yang terlihat kusam dengan motif bunga atau batik. Ah, itu dulu! Ibu-ibu kini menjelma menjadi sosok "gadis" muda, dengan celana jeans skinny dan kaos oblong yang jika duduk maka setengah pantatnya akan terlihat dan WOW, sosok "ibu" itu hilang begitu saja. Rasanya seperti melihat pelacur tua saja, bedanya pelacur itu memiliki seorang suami, kehidupan yang layak dan anak-anak yang sah secara agama dan hukum.
Bedanya antara ibu dan gadis muda hanya pada pantatnya saja. Gadis muda berpantat kencang, sedangkan ibu-ibu berpantat lembek dan "turun". Apalagi ketika mereka memakai celana legging lalu dipadu dengan kaos oblong yang hanya menutupi seperlima pantatnya. BEUH, semua lekuk tubuh terlihat, tak ada bedanya antara ketika mereka berpakaian dengan telanjang. Menggoda? Ingin meludahi iya.
Ibu-ibu itu sudah kehilangan "wibawa"-nya sebagai seorang ibu. Ibu yang terlihat "keibuan" di jalanan sekarang bisa dihitung dengan jari, yang lainnya sudah menjual karisma mereka di toko obral legging, skinny jeans dan hot pants dengan harga lima hingga delapan puluh ribu.
Entah apa yang ada di pikiran ibu-ibu itu. Mataku sering nakal dengan memperhatikan lekuk tubuh ibu-ibu itu, andai aku lelaki, maka akan kuseret ibu-ibu itu satu persatu ke tempat sepi lalu kuperkosa saja, biar mereka tahu diri sedikit. Seluruh ibu di Indonesia, terutama, wajib memiliki anak yang berani mengomentari pakaian ibu mereka jika pakaiannya dirasa "tidak pantas" untuk dipakai seorang ibu.

Untuk seluruh ibu, dimana pun kalian berada, termasuk aku nanti,
ibu, modislah dengan pengetahuan dan kecerdasan, bukan dengan pakaian, Anda seorang ibu, bukan seorang pelacur. Terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar