Aku bukan tipe orang yang mudah bergaul dan mendapatkan teman. Aku perlu kerja keras untuk mendapatkan teman yang mau menerimaku apa adanya. Yah, meski pun Furkon bilang bahwa jika orang lain tidak menyukaiku karena "aku", berarti dia bukan orang yang baik untuk dijadikan teman, aku tetap saja berusaha untuk menjadi yang baik agar disukai banyak orang.
Contoh mudahnya adalah teman SMP atau SMA, aku tidak begitu respect terhadap teman-temanku yang itu. Bukan maksud melupakan, tapi dulu aku memang tidak dekat, bahkan sering aku melupakan nama-nama mereka sehingga aku sendiri minder untuk menyapa. Akhirnya aku berpura-pura tidak melihat atau tidak kenal pada mereka.
Pertemananku yang aneh dimulai ketika kuliah, aku berteman dengan Mira karena sama-sama "berbeda". Lalu berteman dengan Euis karena sama-sama "aneh". Kemudian berteman dengan orang-orang dari komunitas Rumput, kemudian lintas komunitas, hingga sahabat museum, siswa, teman-teman adikku lalu merambat ke teman-teman Furkon. Haha.
Aku pesimis untuk mendapatkan teman, apalagi di tempat KKN. Aku takut bertemu dengan orang yang gaya hidupnya glamor dan "diskotik" abis. Aku menyadari bahwa "gadis gunung" tidak akan mudah mendapatkan teman. Tapi ternyata aku salah. Sebagian besar teman KKN-ku adalah teman dari temanku di komunitas lain atau teman dari temannya Furkon. Haha, ternyata ada untungnya juga Furkon selalu membawaku kesana-kemari, mengenalkanku dengan orang yang satu dan yang lainnya, menjejalkan nama dan wajah mereka di otakku. Haha.
Aku dengan santai bercerita bahwa aku suka naik gunung, aku digigit pacet, memperlihatkan satu persatu bekas luka dari naik gunung di tubuhku dan menceritakan pengalamanku membuat film. Sepertinya menjadi diri sendiri tidak menyiksa orang lain, mereka lalu menerimaku. Yah, meski pun ada yang memandangku sebelah mata karena aku ogah memakai rok ke setiap acara pengajian. Tapi segala hal berjalan dengan sangat baik. Bahkan thanks A Ipay, karena aku mengenalmu, si ketua KKN-ku yang sok tahu itu tak berani macam-macam denganku. Haha.
Hingga sekarang, hampir 5 bulan sejak aku berpisah dengan teman KKN-ku, aku masih sering bertukar informasi. Tentang apa pun, bahkan mereka menjadikanku tempat curhat. Padahal aku sendiri heran, aku hanya memberikan saran yang bagiku adalah saran yang pasti akan disarankan padanya juga, tapi... ah ya sudahlah. Yang jelas, Furkon memang orang yang berpengaruh di hidupku. Berkat dia, aku mengenal lebih banyak orang dan dikenal oleh banyak orang juga.
Luph Aang... <3
Contoh mudahnya adalah teman SMP atau SMA, aku tidak begitu respect terhadap teman-temanku yang itu. Bukan maksud melupakan, tapi dulu aku memang tidak dekat, bahkan sering aku melupakan nama-nama mereka sehingga aku sendiri minder untuk menyapa. Akhirnya aku berpura-pura tidak melihat atau tidak kenal pada mereka.
Pertemananku yang aneh dimulai ketika kuliah, aku berteman dengan Mira karena sama-sama "berbeda". Lalu berteman dengan Euis karena sama-sama "aneh". Kemudian berteman dengan orang-orang dari komunitas Rumput, kemudian lintas komunitas, hingga sahabat museum, siswa, teman-teman adikku lalu merambat ke teman-teman Furkon. Haha.
Aku pesimis untuk mendapatkan teman, apalagi di tempat KKN. Aku takut bertemu dengan orang yang gaya hidupnya glamor dan "diskotik" abis. Aku menyadari bahwa "gadis gunung" tidak akan mudah mendapatkan teman. Tapi ternyata aku salah. Sebagian besar teman KKN-ku adalah teman dari temanku di komunitas lain atau teman dari temannya Furkon. Haha, ternyata ada untungnya juga Furkon selalu membawaku kesana-kemari, mengenalkanku dengan orang yang satu dan yang lainnya, menjejalkan nama dan wajah mereka di otakku. Haha.
Aku dengan santai bercerita bahwa aku suka naik gunung, aku digigit pacet, memperlihatkan satu persatu bekas luka dari naik gunung di tubuhku dan menceritakan pengalamanku membuat film. Sepertinya menjadi diri sendiri tidak menyiksa orang lain, mereka lalu menerimaku. Yah, meski pun ada yang memandangku sebelah mata karena aku ogah memakai rok ke setiap acara pengajian. Tapi segala hal berjalan dengan sangat baik. Bahkan thanks A Ipay, karena aku mengenalmu, si ketua KKN-ku yang sok tahu itu tak berani macam-macam denganku. Haha.
Hingga sekarang, hampir 5 bulan sejak aku berpisah dengan teman KKN-ku, aku masih sering bertukar informasi. Tentang apa pun, bahkan mereka menjadikanku tempat curhat. Padahal aku sendiri heran, aku hanya memberikan saran yang bagiku adalah saran yang pasti akan disarankan padanya juga, tapi... ah ya sudahlah. Yang jelas, Furkon memang orang yang berpengaruh di hidupku. Berkat dia, aku mengenal lebih banyak orang dan dikenal oleh banyak orang juga.
Luph Aang... <3
0 komentar:
Posting Komentar