sepotong cincin



Hanya karena sepotong cincin, kita bertengkar. Membicarakan ini dan itu, hal-hal yang sudah terjadi, belum terjadi dan yang akan mungkin terjadi. Padahal hanya masalah sepotong cincin. Kau ingin menyarangkan cincin itu di jari manisku dan aku ingin kau menyarangkannya di hari akad saja. Hanya sepotong cincin, padahal.
Kita lalu bicara tentang sikap-sikap kita yang dulu cuek, tak pernah membicarakan hal ini dengan serius hingga membelit ke urusan kuliah dan kesibukan. Lalu berguling-guling dalam pasir maaf hingga akhirnya aku menelan ludah yang pahit. Kau pun lalu berlutut-lutut memohon ampun.
Kita sedang membicarakan apa sih sebenarnya? Masa depan sudah begitu jelas untukku dan untukmu. Lalu mengapa hanya karena sepotong cincin kita harus berdebat berjam-jam?
Ah, andai saja aku menyesal saat mulai mendebatmu, bukan setelah mendebatmu. Maafkan aku...
^_^

0 komentar:

Posting Komentar