Malam ini, saya insomnia lagi. Insomnia itu sudah menjadi penyakit kambuhan jika saya terlambat tidur semenit saja. Sambil menunggu mata saya lelah berpendar memandangi langit-langit, saya membuat secangkir cokelat panas. Tiba-tiba teringat pada Ibu saya. Ibu saya selalu membuatkan cokelat panas sebelum saya tidur. Saya ingat terakhir Ibu saya membuatkan saya cokelat panas itu saat saya kelas 4 SD. Biasanya saya selalu pura-pura tidur agar melewatkan acara minum cokelat panas sebelum tidur. Ibu saya harus menghampiri satu persatu anaknya, memperhatikan sudah berapa teguk yang masuk ke dalam lambung anak-anaknya, barulah dia berpindah ke anak yang lain. Ibu saya dengan sengaja membeli cokelat bubuk berkualitas merk vanhouten. Harganya memang lebih mahal, tapi rasa memang tidak pernah berbohong.
Lama kelamaan, kebiasaan minum cokelat panas itu mulai menghilang dan akhirnya saya tidak pernah minum cokelat panas lagi. Mungkin karena itulah saya sering insomnia, susah tidur, bahkan saya punya gangguan tidur. Saya sering bangun ketika tidur dan susah tidur lagi. Butuh waktu berjam-jam lagi untuk membuat saya terlelap kembali.
Saya pun ingat ketika hujan turun, lantai rumah saya akan sedingin es. Maka Ibu saya memakaikan kaos kaki dan berselimut bersama di tempat tidur besar, tertidur hingga hujan reda atau pagi datang. Sebelumnya, Ibu saya pasti membuatkan cokelat panas juga. Kemudian bercerita tentang si topi merah dan serigala, timun emas dengan buto ijo. Cerita favorit saya adalah si timun emas dan buto ijo, karena Ibu saya selalu bercerita dengan bahasa jawa yang mendayu-dayu, kadang bernyanyi lalu sebelum akhir cerita, saya sudah tertidur.
Sekarang rasanya ingin dibuatkan lagi cokelat panas itu. Ingin mendengar cerita itu lagi. Ingin sekali rambut saya dielus-elus agar cepat tidur. Haha. Dulu tidur adalah gerbang imajinasi saya, menciptakan mimpi, bertemu dengan orang-orang, merasakan deja vu dan lain-lain. Tapi sekarang, tidur hanyalah sekedar kebutuhan agar tubuh tidak kelelahan dan agar mata dapat beristirahat.
Lama kelamaan, kebiasaan minum cokelat panas itu mulai menghilang dan akhirnya saya tidak pernah minum cokelat panas lagi. Mungkin karena itulah saya sering insomnia, susah tidur, bahkan saya punya gangguan tidur. Saya sering bangun ketika tidur dan susah tidur lagi. Butuh waktu berjam-jam lagi untuk membuat saya terlelap kembali.
Saya pun ingat ketika hujan turun, lantai rumah saya akan sedingin es. Maka Ibu saya memakaikan kaos kaki dan berselimut bersama di tempat tidur besar, tertidur hingga hujan reda atau pagi datang. Sebelumnya, Ibu saya pasti membuatkan cokelat panas juga. Kemudian bercerita tentang si topi merah dan serigala, timun emas dengan buto ijo. Cerita favorit saya adalah si timun emas dan buto ijo, karena Ibu saya selalu bercerita dengan bahasa jawa yang mendayu-dayu, kadang bernyanyi lalu sebelum akhir cerita, saya sudah tertidur.
Sekarang rasanya ingin dibuatkan lagi cokelat panas itu. Ingin mendengar cerita itu lagi. Ingin sekali rambut saya dielus-elus agar cepat tidur. Haha. Dulu tidur adalah gerbang imajinasi saya, menciptakan mimpi, bertemu dengan orang-orang, merasakan deja vu dan lain-lain. Tapi sekarang, tidur hanyalah sekedar kebutuhan agar tubuh tidak kelelahan dan agar mata dapat beristirahat.
0 komentar:
Posting Komentar