Waktu masuk SMA, saya marah pada Tuhan, pada Ibu dan pada semua orang di sekeliling saya. Soalnya saya berharap masuk SMA Negeri yang "top", ternyata malah masuk SMA swasta yang "kurang top". Sekolah saya itu punya kolam renang, lapangan bola yang super besar, lapangan basket, lapangan futsal, lapangan volly dan lapangan tenis, semuanya terpisah dan serba mewah
sebenarnya. Tapi karena saya sedang marah, jadi saya menolak untuk memuji sekolah saya itu.
Hari pertama masuk sekolah itu pas masa MOS (Masa Orientasi Sekolah). Saya termasuk anak yang baik, gak pernah telat dateng, gak pernah lupa bawa barang-barang yang harus dibawa, bahkan saya pun kebilang yang gak pernah bikin masalah.
Di hari pertama itu, semua cewek udah punya temen. Sedangkan saya masih sendirian. Duduk di paling belakang dan cuma bisa diem ngeliatin orang-orang. Menunggu untuk disapa dan diajak kenalan. Itulah saya. Tanpa saya sadari, di sebelah saya itu adalah cowok yang
cute banget. Namanya Gezza. Saat itu saya belum tau kalo namanya Gezza.
"Sshht!" Kata si Gezza memanggilku yang masih sibuk memperhatikan orang lain. Setelah beberapa kali memanggil, saya nengok dan Gezza tersenyum lebar. "Nama kamu siapa?"
"Lukita." Jawabku. Saat itu, saya memang tidak mengharapkan teman pertama saya adalah seorang cowok. Jadi saya gak nanya balik namanya siapa.
"Aku Gezza." Katanya memperkenalkan diri. Saat itu, dia mengulurkan tangannya dan saya menyambutnya. "Dari SMP mana?"
"Negeri. Kamu?"
"Sama, Negeri juga." Sahut Gezza. Kuperhatikan, Gezza pun bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan cowok lain. Terbukti dia masih sendirian saja di kelas tanpa ada satu orang pun yang mengajaknya bicara.
Malam itu, saya memikirkan nama cowok yang berkenalan dengan saya tadi siang. Rasanya lupa dan yang kuingat adalah nama Gaze.Esok paginya, Gezza pake baju yang ada papan namanya. Saya pun jadi inget lagi kalo namanya Gezza. Dengan mudah aku akhirnya jajan bareng dan sholat bareng.
Saya semakin gak punya temen. Baru saya tau kenapa alesan gak ada cewek yang mau saya deketin karena ternyata mereka itu udah ngeceng si Gezza, eh si Gezza malah ngajak kenalannya ke saya. Haha. Emang rejeki mah gak akan kemana. Hahaha. Tiba-tiba ada cewek namanya Irma ngajak kenalan juga. Saya ngenalin Gezza juga ke Irma dan akhirnya kita berteman bertiga.
Di akhir acara MOS, ada acara jalan-jalan naik bus gitu. Pagi itu saya datengnya telat. Saya ketemu Gezza di depan sekolah dan dia bilang, "kamu di bus 5. Aku di bus 7. Nanti di sana jalannya bareng yah!"
"Iya." Jawabku. Aku lalu mencari bus 5. Di bus 5 sudah ada Irma dan dia langsung mengajakku untuk sebangku. Irma kemudian menggodaku, Irma bilang saya menyukai Gezza. Padahal, terpikir pun tidak.
Di tempat wisata itu, Gezza membuntutiku. Saya lalu menyapa teman SMP-ku yang sebenarnya tidak terlalu dekat. Kemudian saya kenalkan pada Gezza, dan akhirnya Gezza punya teman juga dan tidak lagi membuntutiku.
Setelah acara jalan-jalan itu berakhir. Waktunya mencari kelas. Lagi-lagi saya bertemu dengan Gezza dan dia bilang, "nama kamu gak ada di semua kelas, kamu udah bayar, kan?". Sebenarnya pertanyaan biasa, tapi karena saya masih dalam keadaan marah, jadi saya benci ketika Gezza bilang seperti itu. Gezza mau menolongku untuk mencari kelas ke bagian tata usaha, tapi saya menolak.
Ternyata saya dan Gezza kelasnya bersebelahan. Di kelas pun saya tidak punya banyak teman. Lalu di kelas sebelah (kelas Gezza), ternyata aku dimusuhi karena cewek-ceweknya ngeceng Gezza. Akhirnya, dari yang sangat dekat, aku mencoba menjauh dari Gezza. Tak lama kemudian, aku dan Gezza jadi jarang saling sapa.
Aku hanya bicara pada Gezza ketika pulang sekolah menunggu jemputan hingga jam 6 sore di halte sekolah. Gezza menunggu bus yang menuju rumahnya dan busnya baru akan muncul sekitar jam 6 sore. Gezza bercerita banyak hal. Meski pun di sekolah kami tidak pernah saling menyapa, tapi tanpa ada orang yang tahu, kami masih sering bicara hingga akhirnya adikku masuk SMA yang sama denganku dan aku pulang bareng dengannya setiap hari.
"Gaze, makasih yah!"