Kepentingan

    Pagi ini aku melihat dua puluhan anak dengan seragam putih-putih dan topi dengan lambang melati berkumpul. Aku segera tahu bahwa mereka adalah anggota dari organisasi yang juga dulu pernah kuikuti. Mereka adalah anggota PMR.
    Aku dulu pernah seperti mereka. Berpakaian putih-putih. Menjadi penolong saat orang lain sakit. Menjaga si sakit hingga dia mampu kembali ke kelas atau pada akhirnya orang tua mereka menjemput. Latihan di siang bolong dan "kerjaannya" mengangkut pasien dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ya, aku dulu seperti itu.
    Aku dulu ikut organisasi bernama PMR itu karena beberapa temanku juga ikut organisasi itu. Lalu aku mulai menonaktifkan diri karena merasa jenuh dengan pembelajaran mengangkut pasien dan biasanya aku yang menjadi pasiennya. Lalu tiba-tiba aku datang dan ikut penerimaan anggotanya. Setelah hari itu, aku lagi-lagi menonaktifkan diri karena kejenuhan menyergapku lagi.
    Aku juga pernah ikut organisasi bernama Paskibra, itu pun karena teman-temanku ikut organisasi itu juga. Pertama kali masuk, aku langsung direkrut dalam sebuah pelantikan menjadi anggota. Lalu aku juga perlahan sering menonaktifkan diri.
    Ya, organisasi bagiku harus membuat perubahan dalam diriku dan aku juga akan membuat perubahan pada organisasi itu. Jika tidak, untuk apa diteruskan?
    Aku mulai aktif lagi di PMR ketika aku memutuskan untuk ikut banyak lomba dan aku punya misi untuk memiliki salah satu piagam di sekolahku. Dan seperti itulah, aku mengharumkan nama organisasiku dan organisasi itu memberikanku penghargaan.
    Tak jauh beda ketika aku di Paskibra, Paskibra memberikanku koneksi ke seluruh anggota Paskibra se-kabupaten Sumedang dan aku membalasnya dengan aktif di organisasi itu. Aku pun ikut beberapa lomba, menang, dapat piala dan mengharumkan nama Paskibra.
    Iseng, kuhampiri anak-anak itu dan doktrin kepala mereka agar mereka berpikir secara logis. Sudah memberikan apa organisasi itu untukmu? Apa yang sudah kamu berikan untuk organisasi itu?
    Jika jawabannya adalah diam. Maka, sepertiku saja, realistis, keluar!





26 September 2011

0 komentar:

Posting Komentar