ah entah!

Diinspirasi dari menunggu wisudaannya pacarku, tukang gelembung sabun sama beberapa kejadian yang kualami beberapa hari ini. Kadang aku memandang sesuatu hal begitu picik. Picik dalam artian bahwa aku merasa yang paling baik dan paling benar, yang lainnya salah dan sesat. Padahal aku sudah berusaha mati-matian agar tidak seperti itu. Tapi entah mengapa aku masih saja berpikiran "picik".

Aku memperhatikan gelembung sabun yang ditiupkan oleh alat berbentuk ikan oleh tukang dagang di hari wisuda pacarku. Aku memperhatikan, gelembung-gelembung itu berubah warna dengan cepat dan warna yang dihasilkannya indah. Namun tak bertahan lama. Hanya beberapa detik keindahan itu muncul sebelum akhirnya gelembung busa itu mulai turun dan pecah.
"Wah, angle-nya bagus tuh kalo diambil pake frog eye terus backlight dari cahaya yang muncul dari pepohonan." Pikirku saat itu.
Kemudian, lama-lama pikiranku bukan tertuju pada si gelembung sabun, tapi aku mulai berpikir tentang jika kehidupan itu seperti gelembung sabun. Dan ingatan beberapa hari lalu terputar di kepalaku.


Seperti kataku di awal. Aku selalu merasa paling benar dan yang lain kuanggap sesat. Seharusnya aku bisa menanamkan sikap cuek. Toh aku bukan Tuhan yang bisa menjustifikasi seseorang salah atau benar. Aku juga bukan Tuhan yang Maha Sempurna. Jadi, seharusnya aku bersikap netral saja.
Aku menjustifikasi dia sebagai si salah hingga akhirnya aku malu pada diriku sendiri. Ah sudahlah, nanti saat rasa maluku sudah hilang, aku akan menceritakan semuanya dengan senang hati.
Setelah beberapa minggu ini mengalami kejadian yang memutar balikkan pemikiranku, aku baru merasakan apa yang namanya "sadar". Ternyata aku masih bermimpi. Selama ini. Dari kemarin.


Dan bicara tentang si gelembung sabun... Ah, rasanya aku memang lebih tertutup pada dunia setelah apa yang kualami beberapa minggu ini.
"Dan kau pun harus malu jika menjustifikasi bahwa aku salah! Camkan itu."








17 September 2011

0 komentar:

Posting Komentar