Menit kelima di hari jadiku. Aku masih terus menatap jam tanganku sambil menunggu sms yang masuk. Tak ada. Tak ada yang masuk. Tak ingatkah? Tak ada ritual jam 12 tepat cinderella seperti biasanya. Tak ada untaian sms yang berusaha mengirim sms tercepat.
Menit ketujuh. Sebuah sms masuk, beratas namakan teman yang kukenal itu.
Aku tak ingin perayaan, dan aku bersungguh-sungguh saat mengucapkannya. Aku akan sangat marah jika seseorang melempariku telur atau menyiramku dengan air. Aku tak ingin hadiah, dan aku bersumpah tak menginginkannya karena kutahu, meminta seseorang untuk mengingatku saja itu sudah hadiah yang luar biasa.
Menit kesembilan, sms lainnya masuk, sebuah ucapan datang dari teman yang tak kukenal siapa, yang tak kusadari kehadirannya, dia asing bagiku tapi aku begitu dekat untuknya.
18 tahun aku hidup tanpa perayaan, tak pernah ada temanku yang tahu kapan hari ulang tahunku. Tak ada yang pernah mengucapkannya dan tak ada yang peduli. Hanya ucapan selamat dari adik-adikku, ibuku, dan ayahku, doa mereka sebelum mereka memotong kue di pagi hari atau ritual berpelukan sambil membisikan kata-kata doa. Aku kecewa saat salah satu adikku melupakan hari ulang tahunku, aku hanya ingin diingat.
Diulang tahunku yang ke-17, 3 orang yang mengaku sahabatku dengan lantang berkata, "Emangnya ada acara apa sih Ta? Kamu ulang tahun kan tanggal 1, 5, 12, 19 atau kapan gitu kan?"
Apakah permintaanku terlalu muluk-muluk jika aku hanya ingin ritual jam 12 itu? Diotakku terbayang nama-nama orang yang kuingat ulang tahunnya dalam otakku, setiap tahun selalu kuucapkan selamat ulang tahun untuknya, tapi mereka tak memperhatikanku.
Ketika aku berteman dengan seseorang, hal paling kecil yang bisa kulakukan adalah mengingat hari ulang tahunnya, mengucapkan selamat di tepat jam 12, meluangkan waktu untuk membuka mata dan mengirimi sms, perhatian kecilku. Dalam hati aku berharap, ketika aku menebar kebaikan, aku berharap kebaikan itu akan kupetik nantinya.
Bertahun-tahun bersama tak menjadikan kita dekat, hal termudah yang bisa kulakukan adalah hal tersulit yang pernah kau pikirkan, aku tahu aku tak akan pernah bisa memaksa seseorang menyukaiku, tapi... apakah satu ucapan selamat saja tidak bisa? apakah sedikit perhatian kecil dengan mengingat tanggal lahirku saja tidak bisa?
Aku bahkan bisa mengingat tanggal, jam hingga menit ketika kau dilahirkan... bagaimana denganmu?
Apakah kau mengenalku, orang asing?
Di 19, pertama kalinya aku mendengar lagu selamat ulang tahun membahana di telingaku, terucap dari bibir teman-teman di kampusku. Hari itu selalu kuingat karena hari itu adalah hari besarku, tak pernah ada yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun sebelumnya untukku selain keluargaku. Hari itu, merupakan hadiah terbesar yang pernah kumiliki, sebuah doaku terkabul, aku hanya ingin diingat... meskipun si lagu itu diucapkan untuk teman-teman yang lahir di bulan oktober lainnya juga.
Di 20, aku tak berharap apapun. Sejauh ini, hanya ada 3 orang yang sudah mengucapkan selamat ulang tahun untukku...
Aku dengan bodohnya masih menanti 3 kata paling membahagiakan, 1 lagu yang akan menjadi lagu paling merdu hari ini.
"Selamat ulang tahun..."
7 oktober 2010
0 komentar:
Posting Komentar