berandai

Aku sedang duduk di sudut jatinangor town square sendirian setelah puas bermain DDR...
aku teringat kejadian minggu lalu, tepat dihari yang sama...
saat itu aku bermain bersama kawan-kawanku...
aku menikmati semua waktu itu...
tak pernah terbesit dipikiranku sebelumnya bahwa aku akan merasa bahagia seperti itu...

Aku mulai berandai-andai tentang yang terjadi sekarang dan jika aku merubahnya...
seperti...

Andai saja aku tak pernah berantologi dengan Mira, mungkin dia masih akan berteman dengan teman-temannya...
dia takkan merasa dilema akan persahabatannya dan takkan perlu dimusuhi sepertiku...
soulmate-soulmatenya akan tetap berada disisinya, berbagi rasa suka dengannya tanpa akan ada air mata dan penyesalan terkuak...

Andai saja aku tak pernah bertemu dengan Lilis di acara OPAK, mungkin dia akan terus berteman dengan teman-temanku yang dulu...
dia juga takkan merasa dijauhi atau dikucilkan...
takkan ada yang berani menyentuh dunianya, hanya ada lilis dan kebahagiaan...

Andai saja aku tak pernah berkenalan dengan Euis, tak pernah numpang tidur di kostannya, mungkin dia akan tetap berteman biasa dengan semua orang, takkan kudengar keluh kesahnya tentang semua orang di kelasku...
aku bisa saja bersikap cuek dan tak tahu tentang apa yang temanku rasakan...
aku takkan membelanya atau merasa senasib dengannya seperti sekarang...

Andai saja aku tak pernah mengajak bicara Kiki Amel, dia mungkin akan terus bersama kelompoknya yang sangat menyebalkan itu...
dengan dunianya bersama mantannya yang "pengecut"
takkan ada cerita bagaimana kesendiriannya,
takkan ada cerita tentang kesedihannya,
juga mungkin hari ini aku berkutat dengan tugas seorang dosen yang begitu baik padanya...

Andai juga aku tak pernah bicara dengan Kiki Amel, aku takkan mengenal Irma juga...
mungkin hingga detik ini aku masih sendirian di dalam bus butut bernama kobutri...
menahan rasa sepi dalam kepulan asap rokok, bau karat dan jutaan keringat...

Andai aku tak berpuisi dengan Mira, mungkin aku juga takkan pernah mengenal A hadi yang kini secara tak sengaja terbawa dalam masalahku...
padahal dia sebenarnya tak ada hubungannya sama sekali...

Atau...

Andai saja aku tak mengenal Tian, mungkin dia masih berteman dengan si "plagiat", menjadi kakak yang di idolakan oleh si plagiat, calon suami yang selalu bisa foto prewedd seterusnya...

Semuanya akan begitu mudah jika saja semua itu tak terjadi...
mungkin aku akan dengan mudah menghapus diriku sendiri dari peredaran kampus tanpa mengucapkan selamat tinggal...
atau mungkin, tahun lalu aku telah pindah ke universitas lain jika saja aku tak mengenal mereka...

maafkan aku, kawan...
membawa kalian dengan begitu mudahnya dalam masalah tanpa arah yang jelas...
membawa kalian dalam dunia kejam dalam lirikan tajam mata mereka...
menghilangkan soulmate kalian...
membuang beberapa kawan kalian...
menjadikan saudara kalian menjadi musuh...

maafkan aku...
aku tahu kata maaf tak merubah apapun...
tak menghilangkan apapun...
aku hanya bisa terus meminta maaf selagi keadaan terus seperti ini...
jutaan air matakupun takkan membalikkan keadaan...
sujudku takkan membuat semua menjadi baik-baik saja...

maafkan aku kawan...


3 juni 2010

0 komentar:

Posting Komentar