pelis jangan ditiru

 Ceritanya, pas nyampe Cemoro Kandang, saking cantiknya si Cemoro Kandang ini, refleks pas liat batang kayu yang penuh coretan, akhirnya aku pun ikut nyoret-nyoret. Haha. Pelis jangan ditiru! ini mah tindakan gak bertanggung jawab dari seorang pendaki gunung. SERIUS!
aku menitipkan harapan aku untuk ke Semeru lagi... :D hehe, ini pun jangan ditiru! SERIUSAN BRAY!

menyesal atau tidak?

"Haha. Butut! Teu rapih."
itulah komentar yang muncul ketika aku mengupload sketsa gambarku di album situs jejaring sosialku. biasanya aku selalu merasa tidak mau kalah, jadi kemudian pertengkaran kata-kata terjadi. tapi waktu itu, dua minggu lalu, aku enggan bertengkar, jadi aku memilih untuk mengiyakan bahwa gambarku memang belum bagus, tidak rapih dan aku bahkan tidak menggunakan prinsip-prinsi dasar untuk menggambar sketsa. lalu aku mengakui kekurangan dan kelemahanku.
"Harusnya kamu teh pake garis bantu. Garis bantu itu bla bla bla bla bla." Dia kemudian menerangkan masalah garis bantu, masalah teknik menggambar sketsa dan masalah skala. di situ, aku merasa bahwa sebenernya mungkin aku harus ikut wadah orang-orang yang sudah biasa menggambar sketsa, jadi aku bisa belajar dari mereka.
itu dua minggu lalu. setelah hari itu, aku berangkat ke Malang, melakukan perjalanan "berbahaya" dengan membawa 5 gadis dan 1 orang pria yang belum patut disebut pria. dzikirku tidak putus, pun doaku. aku meminta pada Sang Khalik agar menjaga jiwa dan raga kami selama perjalanan hingga kembali pulang ke rumah. dan aku pun menetapkan dalam hati untuk pulang dengan selamat tanpa kurang satu helai rambut pun.
selama perjalanan, aku mengerti sedikit demi sedikit tentang konsep kematian dan kehidupan. kakiku tidak sekali dua kali tersandung akar pohon dan hampir jatuh. mataku juga tidak sekali dua kali hampir tertusuk ranting di depanku. bisa saja saat kakiku tersandung, aku masuk ke dalam jurang, berakhir dengan kaki patah atau kehilangan nyawaku. segala kemungkinan itu ada. dan benar saja, naik gunung tidak mempercepat atau memperlambat kematian, dengan apa pun, pada akhirnya manusia akan mati, takdir yang menentukan kapan dan bagaimana manusia akan mati. that's the point ceuk aku mah.
ayahku melarangku untuk pergi ke Semeru. banyak alasan, pertama karena memang fisikku yang lemah, ketidakmampuanku menahan dingin, kebiasaanku yang terkadang lupa dan selalu merasa kenyang, lupa minum, dan banyak kemungkinan lain yang sebenarnya mampu membunuhku kapan dan dimana saja. kedua, karena ayahku tahu, refleks dan pengetahuanku tentang naik gunung itu begitu minim, aku tidak mungkin siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. tapi akhirnya, aku mampu juga ke Semeru, bahkan memimpin hingga Arcopodo.
ketika temanku bilang bahwa dia sakit dan tidak mampu ke puncak. aku langsung ingat pada sosok Ayahku yang mati-matian bilang bahwa aku tidak boleh ke Semeru. maka aku urung naik ke puncak, dengan alasan menemani temanku yang sakit itu. di situ, aku memikirkan kemungkinan tentang blenk 75, pasir, wedus gembel, gas beracun, batu pijar. padahal, puncak semeru tidak menentukan hidup atau mati seseorang. iya, PADAHAL. tapi tetap saja, aku merasa takut. aku ingat saat melihat wedus gembel keluar dari puncak semeru saat aku sedang di Kalimati. jujur saja, lututku lemas. sungguh, Semeru itu bukan Kerenceng. bukan Manglayang. bukan gunung Geulis. BEDA! she's alive...
tidak ada perasaan menyesal setitik pun saat aku memutuskan untuk tidak ke puncak. tidak ada perasaan kesal atau dongkol karena aku gagal ke puncak. rasanya lega saja. tidak semua orang bisa sampai Arcopodo, dan bagiku itu sudah prestasi luar biasa. luar biasa untuk tubuh yang mudah binasa ini. luar biasa juga untuk kegiatan mengendap-endapku.
saat aku mendengar cerita dari teman-temanku yang ke puncak, ada yang dikecup batu, ada yang dihadang kabut, ada yang dihadang tubuh yang lelah. dalam hati, aku bilang pada diriku sendiri, mungkin saja jika aku di atas, aku mengalami hal yang lebih menakjubkan atau lebih mengerikan dari yang mereka alami. huh...
sesampainya di kota Malang, aku memikirkan kembali tentang keputusanku yang terkadang membawa malapetaka bagi hidup orang lain. misalnya saja, karena aku bercerita tentang kemegahan Semeru, teman-temanku tertarik, berbohong pada orangtua mereka, lalu ketahuan, isinya semua PETAKA, PETAKA, PETAKA!!! aku kemudian ingat kata-kata Mas Godheg di Kalimati, "aku lebih baik ikut mati sama temen-temen yang celaka dari pada harus hidup tapi disalahin sama pihak keluarga yang ditinggalin". sayangnya, aku ga mau mati di gunung. aku mau mati di rumah, dikelilingi orang yang menyayangiku. jadi, lain kali, mungkin akan jauh lebih baik kalau aku pergi sendiri, atau pergi dengan orang yang orangtuanya tidak mempermasalahkan kegiatan naik gunung dan perijinannya.
selama dua minggu itu, petaka justru menyapa temanku yang sebelum keberangkatanku berbincang tentang garis bantu. beliau mengalami kecelakaan motor, remnya blong di Maribaya. saat itu beliau pergi berdua dengan temannya, malang untuk temannya, dia meninggal karena kecelakaan tersebut. sedangkan temanku itu masih diberikan kesempatan untuk hidup dan mensyukuri kehidupan.

AH GUE NGOMONG APAAN SIH? ah ya gitu deh, baca aja.
intinya, aku kembali memikirkan bahwa sebenarnya, naik gunung atau tidak, mengajak orang atau tidak, ijin atau tidak, orangtua setuju atau tidak, semua manusia pasti akan mengalami kematian. entah itu sekarang, besok, lusa, kapan pun dan dimana pun. seperti aku yang tidak mau menyesali hal-hal yang telah terjadi, para orangtua pun sama, mereka tidak mau menyesali karena membiarkan anak-anaknya garasak-gurusuk.
Ah Tuhan, kalau naik gunung itu bahaya, kenapa Engkau menciptakan gunung-gunung yang menjulang sebagai penopang langit untuk bumi? kalau manusia harus ditemani dalam perjalanan demi mendapatkan motivasi, kenapa manusia pada akhirnya diadili sendiri-sendiri? Tuhan, aku punya banyak pertanyaan, cik atuhlah pasihan abdi terang...
semoga partner naik gunungku selanjutnya tidak membuatku memikirkan pertimbangan untuk menyesal atau tidak. cepat sembuh, temanku, aku mau belajar tentang garis bantu untuk membuat sketsa gambar...

Purwa

namanya Purwa, haha. Purnawarman sebenarnya. Entah kenapa panggilannya jadi Purwa, seharusnya kan Purna. Wkwkw. :D
lahir 22 Oktober 1985 (serius pisan ieumah), jadi usianya udah sama kayak pacar aku Furkon. Hehe. Tua, tapi selalu ngaku muda. Galaunya lucu, apalagi heureuy kulinya. kalo naik gunung sama Purwa, berasa bawa speaker isi musik Sheila On 7, lagu lawas, lagu sunda, lagu-lagu galau. Pokoknya naik gunung jadi asik kalo ada dia. suweerrr...
dia memujua gunung Gede, Pangrango sama Semeru. Haha.
selamat ulang tahun Kang Purwa!

di seperempat siang, aku terbangun....


kalo memimpikan sesuatu berkali-kali itu namanya sedang "dibayangi",, kenapa aku mimpi punya DSLR kok disebutnya "hayangna",, padahal kan sama-sama mimpi yang sama berkali-kali,, orang2 emang jahat, kalo mimpinya yang berbau mistis disebut "bener", kalo mimpi yang penuh dengan nuansa teknologi dan hura-hura disebutnya "salah",, terus? kalo mimpi itu cuma bunga tidur, kenapa ga ada buahnya sih yang bisa dipetik? masa dari dulu sampe sekarang berbunga mulu? haha.
status fesbuk aku, tanggal 14 oktober 2012
tadinya mau nulis lagi dreams' just for rockies, mimpi itu hanya untuk pemula, kata Phill, pelatihnya Hercules.
lalu, aku mimpiin DSLR berkali-kali karena aku adalah pemula alias beginner di dunia DSLR? Ah, yang bener aja, sodara-sodara aku yang kaya raya itu, yang punya DSLR harga 70 juta pun ga bisa ngegunain DSLRnya secara maksimal. Dia bahkan ga tau diafragma, kecepatan shutter, fokus, dan lain-lain. Gak aneh meski pun punya kamera DSLR harga 70 juta pun hasil jepretannya kayak pake kamera digital biasa. Sempet aku heureuyan, aku bilang, "kamu belajar dulu deh pake kamera aku, nih tuker, harga kamera ini gak sampe 2 juta. Tapi cukup buat belajar. Nanti kalo udah bisa, aku balikin kamera DSLR kamu yang 70 juta itu."
setelah dia merasa tersinggung, dia bilang kalo ternyata dia beli DSLR dengan harga fantastis itu cuma buat gaya doang, sekalian biar dipandang sebagai manusia. dan lagi-lagi aku bilang, jujur, "aku ngeliat kamu kayak keledai, goblok! manusia sih pake otaknya, ngapain beli DSLR harga 70 juta kalo cuma buat gengsi?"
lagi-lagi dia tersinggung. acara pertemuan keluarga besar adalah acara yang sekarang ini marak aku suka. dan biasanya, tiap taun aku selalu berusaha meluangkan waktu, tujuannya biar bisa ngeledek orang dan memaki orang seenakku. haha. tapi sebenernya bukan itu. aku merasa bahwa saudara-saudaraku itu perlu di BRAIN WASH, cuci otak. iya, otaknya dicuci dari kehidupan zig-zag yang maksakeun. dicuci dari BB dan IPhone yang fungsinya cuma buat gaya. terus dicuci juga dari kebiasaan jalan-jalan ke luar negeri yang tujuannya cuma nyari tas dengan merek yang bahkan aku sendiri gak kenal. tapi coba liat sepatu aku yang mereknya BATA, siapa yang gak tau BATA? merek yang lebih terkenal dibandingkan merek luar negeri. percaya deh, coba tanya anak kecil sampe orangtua, bahkan sampe kakek nenek. apa mereka ada yang gak tau BATA?
jujur aja, aku sebagai saudara mereka, malu untuk ngakuin mereka sebagai saudara. soalnya kelakuannya itu aneh-aneh. mulai dari tukang gosip (dan aku pun sedang ngegosip), ngebanding-bandingin harta, sampe akhirnya sok-sok an ngebangga-banggain diri sendiri. tibalah waktu ketika aku pidato di hadapan mereka. aku ceritain dengan uang duaratuslimapuluhribu, aku jalan-jalan naik kereta ekonomi ke Jogja. uang itu aku kumpulin dari uang ngajar Paskibra sama uang jajan yang enggak aku pake. awalnya mereka bilang, "Wah, balangsak euy!"
aku ketawa. tapi kemudian, aku bilang, kalo aku dikasih duit 10 juta tiket untuk ke Amerika, mungkin aku udah jalan-jalan keliling Asia sampe Eropa, backpacker. punya lebih banyak cerita dari sekedar paket liburan. bahkan bisa ngajakin anak-anak miskin yang ga pernah jalan-jalan untuk jalan-jalan. dan akhirnya, meski pun aku mati suatu saat nanti dan dikubur juga di tanah, bukan di dalam emas. anak-anak yang aku ajak kan minimal bisa inget kalo mereka diajak jalan-jalan oleh seorang perempuan namanya Lukita. meski pun cuma dibeliin segelas es cendol atau sepiring nasi, perhatian itu jauh lebih mahal ketimbang tas hermes yang katanya tas termahal di dunia saat ini. meski pun aku sendiri sadar kalo aku tuh gak keliatan sisi religiusnya sama sekali. aku pun mikirin mati. mikirin akhirat. kalo udah punya banyak dosa begini, minimal jangan ditambah deh. itu kan yang paling gampang. syukur-syukur kalo bisa dikurangi. kan alhamdulillah. hehe.
balik lagi ke mimpi DSLR. sampe sekarang pun aku belom beli DSLR. sebenernya banyak alasan yang melatarbelakangi, selain duit tentunya. alasannya adalah karena ayah saya bilang, "kamu punya kamera digital harga sejuta aja disuruh diem di rumah udah susah, apalagi punya DSLR, kamu jadi orang gunung gak pulang-pulang ke rumah."
nah itu, DSLR punya orang lain aja aku berani pake soalnya rasa kepo aku ke teknologi itu gede banget. aku gak bisa diem aja liat sesuatu yang baru tanpa berusaha mempelajari. apalagi kalo punya sendiri? tapi mungkin suatu saat aku beli. tapi tujuannya bukan buat gaya-gayaan. tujuannya untuk dipake sesuai dengan fungsi dan dimaksimalin kemampuannya. tapi... aku lebih seneng bikin warung nasi dari pada bikin studio foto. jadi mungkin uangnya lebih baik dialokasiin buat beli tanah untuk usaha rumah makan. hehe.
tulisan ini dibuat setelah tadi mimpiin aku punya DSLR. haha. dan itu terjadi berkali-kali. tapi aku ngerasa bukan berarti aku kena sihir DSLR sampe aku tertarik banget sama DSLR, masalahnya aku mau naik gunung, dan aku suka foto-foto. jadilah aku memimpikan hal yang sama berulang-ulang. di seperempat siang, aku terbangun. menulis untuk sedikit menyadarkan orang lain tentang mimpi, DSLR, dan... tadi nulis tentang apa aja sih? ah ya sudahlah. :D

spesial

Ceritanya setahun yang lalu, waktu aku habis pulang dari tempat PPL, A Aang ngejemput aku terus ngajakin nonton film di Saung. Saung itu rumahnya A Ipay, A Ubed dan kawan-kawan. Aku kenal sama A Ipay waktu ke Kuningan, terus main ke Ciremai. Terus sama A Ubed kenal waktu acara teater di Pusdai. Terus kenal deh sama semua penghuni Saung, A Rio, A Awan, A Sabba, A Yoga, dan lain sebagainya :D
Hari itu, ceritanya aku laper. Jadinya ngajakin A Aang makan. Tapi males jalan, jadi pake delivery gitu. Gila euy, dulu mah yang delivery teh cuma restoran cepat saji, sekarang mah sampe warung nasi kampus aja nyediain fasilitas delivery. Kita mesennya di Cempaka. Aku pesen nasi goreng, terus A Aang pesen nasi sama pais ayam buat dia sama A Awan.
"A, ai bedanya nasi goreng biasa sama spesial apa?" Tanya aku ke A Aang.
"Ga tau. Aku juga baru pertama mesen da. Biasanya mah kita teh masak."
"Ya udah atuh, aku mah nasi goreng spesial aja." Kataku. Sambil rada penasaran juga apa yang ngebedain nasi goreng biasa sama nasi goreng spesial.
Sekitar 10 menitan, pesenan nyampe. Terus dibayar dan kita makan bareng. Aku sempet nanya ke si Aa yang nganterinnya. "A, bedanya nasi goreng biasa sama nasi goreng spesial apa?"
"Kalo yang spesial pake telor." Jawab dia.
Pas aku buka bungkusan nasi aku dan si Aa yang nganterinnya udah pergi, eh iya, emang ada ceplok telor gitu di dalam bungkusan nasi goreng aku. Tapi pas di tengah-tengah makan, aku nemuin telor juga di dalam nasi gorengnya. Terus karena enek sama minyak goreng di telor ceplok, aku kasiin aja telornya ke A Aang.

beberapa hari kemudian, pas aku lagi ngerjain tugas di kostan temen aku, Euis, aku mesen makanan lagi di Cempaka. Terus karena inget sama telor yang bikin enek itu, aku akhirnya pesen nasi goreng biasa. Dan berharap enggak nemuin telor ceplok yang bikin enek itu. Tapi gak diduga, aku masih aja ketemu sama si telor ceplok yang bikin enek itu. Pas si pengantar makanannya dimintain keterangan perihal keberadaan si telor ceplok, si pengantarnya malah bingung, "Teteh teh pesennya nasi goreng kan?"
"Iya, tapi nasi goreng biasa. Kenapa masih ada telor ceploknya A?"
Kening si pengantar berkerut dan keningku pun berkerut. Berusaha mengurai maksud keberadaan si telor ceplok, beserta kata spesial dan kata biasa di menunya. Akhirnya, saling ketawa-ketiwi terus si pengantarnya itu pergi.

Apa itu spesial? Spesial itu pake telor. Kalau engga spesial? Pake telor.
Jadi spesial itu pake telor. Kalau biasa pake telor.


mesti olahraga

satu tulisan lagi sebelum tidur.
kali ini mau nyeritain betapa malesnya aku untuk olahraga, mempersiapkan diri ke S. huh deh!
jadi, selama dua mingguan ini, yang aku pikirin adalah :
  • temen di perjalanan aku
  • rute perjalanan
  • budget
  • karcis
  • peralatan
  • tenda
  • jaket
  • baju toga
  • sepatu
  • gaiter
  • teknis pemberangkatan
  • jadwal naik gunungnya
  • perijinan
  • obat
dan aku ga sedikit pun inget sama badan aku. huh deh!
aku sadar kalo badan aku emang bukan badan tukang naik gunung. naik gunung buat aku cuma sekedar seneng-seneng aja. aku bahkan mau pensiun beneran kalo suatu saat aku udah gak pengen lagi naik gunung. dan aku juga sadar kekurangan yang aku punya. jadi, aku lebih memilih backpacking dari pada naik gunung. tapi, sekali ini, aku pengen bangetlaaah naik gunung, dan aku mau ke S.
setelah ke S, mungkin aku bakal pikir-pikir ulang kalo diajak naik gunung. dan aku gak begitu sirik kalo orang lain pergi ke Ciremai atau gunung yang lain, tapi gak tau kenapa aku sirik banget kalo orang lain pergi ke S. wahai para pembaca, doakan aku yah biar aku selamat sampe di S, terus pulang lagi dengan selamat.
okelah, mulai sekarang aku bakal mikirin masalah kesehatan aku. aku harus olahraga. dan itu juga yang mesti aku ingetin ke temen-temen aku. jangan sampe kena hipotermia. jangan sampe kekurangan di bagian fisik.
semoga lancar! amin...

rambut pirang

Tulisan kali ini adalah tentang rambut. sedikit bercerita dulu tentang rambut aku. :)
jadi, aku engga pernah mau jalan-jalan tanpa pake kerudung, sepanas apa pun, alhamdulillahnya kerudung selalu nempel di kepala aku. dan aku sendiri engga berniat sedikit pun buat buka-tutup kerudung atau ngejadiin kerudung cuma sekedar cover "anak baik". aku serius pake kerudung dari kelas 5 SD. aku berniat untuk terus pake kerudung sampe seterusnya. amin.
sebenernya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kenapa aku pake kerudung, salah satunya adalah rambut. aku punya jenis rambut yang gampang banget panas. awalnya aku enggak ngerti kenapa, tapi sekarang aku tau. dari kecil, aku paling ga bisa pergi-pergian di siang hari tanpa penutup kepala, makanya aku selalu pake topi kemana pun aku pergi. alasannya adalah rambut aku itu cepet banget panas, kalo sedikit kena matahari, rasanya rambut aku kebakaran. panas banget.
sekarang aku tau alesannya. :D jadi, aku dianugerahi kromosom rambut lurus (rr) dengan warna pirang. kakek aku dari ibu adalah anak dari turunan belanda-arab, jadinya rambut cokelat-pirangnya nurun ke aku. rambut pirang itu menurut buku ensiklopedia tubuh manusia, mengandung zat yang namanya zat besi. meski pun ga ada penjelasan tentang kenapa rambut pirang jadi lebih cepet ngerasain panas, cuma aku menganalogikan kalo besi dipanasin pun kan cepet banget panasnya. dan mungkin itu juga yang terjadi sama rambut aku.
jadinya, aku pake kerudung buat nutupin rambut aku dari sinar matahari. soalnya aku ga kuat sama hebatnya matahari yang menyinari bumi beserta rambutku. meski pun aku ngerasa rambut aku bagus dengan warnanya yang cokelat dan beberapa ada yang kuning, aku lebih memilih untuk menutup rambut dan kepalaku dengan kerudung.
dan di bawah matahari, kalo aku mesti ke halaman rumah, rambut aku berubah jadi kuning. agak lucu, mata sipit, kulit putih tapi rambutnya kuning. hahah.
aku pribadi sih gak pernah ngajak adik aku buat pake kerudung, bahkan aku engga ngajak ke ibuku sekali pun. tapi alhamdulillahnya adik-adik aku, ibu aku, semuanya akhirnya pada pake kerudung. meski pun awalnya kalo ngerasa gerah suka buka kerudung, tapi akhirnya gak gitu lagi. sepanas apa pun, kerudung pasti dipake. bahkan sekarang suka ngerasa kehilangan kalo ga pake kerudung.
buat seluruh perempuan yang belum pake kerudung, pake kerudung itu pilihan dan perlu niat yang serius. gak mesti kok kalo yang pake kerudung itu jelek, gak gaul atau gak cantik. justru malah banyak orang yang lebih cantik ketika pake kerudung. soalnya kalo kerudungnya dibuka, muncullah kening yang jenong menantang matahari dan silau banget, rambut yang pecah-pecah, yang warnanya gak bagus, yang banyak kutu, yang banyak ketombe, yang tipis dan gampang rontok. jadi, pake kerudung itu pilihan. :D
sayangnya buku ensiklopedia tubuh manusia punya aku ilang, tapi yang masih aku inget, kalo rambut pirang-cokelat itu mengandung zat besi, kalo rambut pirang-kuning itu mengandung sulfur. gitu deh :) kalo bukunya ketemu, nanti aku tambahin referensinya biar bisa dipertanggung jawabkan :D

di 101012

hari ini, ada banyak cerita bergulir. itulah hebatnya kalo pergi ngampus. tanpa pergi ngampus aja aku setiap hari selalu punya minimal satu cerita menarik, apalagi kalo ngampus. banyak objek yang bisa aku liat dengan mata aku dan banyak kelakuan aneh yang tak luput dari pandanganku.

CERITA 1
hari ini, setelah hampir sebulan tak menginjakkan kakiku di fakultasku, akhirnya aku datang untuk mengambil piagam wisuda sama ijazah aku. tapi malang, dosen TU yang biasa ngurusin pengambilan ijazah gak ada. bahkan tak tahu kapan dia akan mulai ngantor lagi. akhirnya, aku luntang-lantung di kampus tanpa tujuan. syukurnya aku ketemu temen baikku, jadinya ngobrol ngalor-ngidul tentang segala hal. dan hal yang kami obrolkan adalah :
  • Kelakukan dosen
aku sedikit ngomel masalah beberapa dosen yang suka ngacangin mahasiswa. masa aku yang dulu pas mahasiswa abis-abisan dikacangin dari pagi sampe sore, sekarang setelah jadi sarjana pun masih aja dikacangin. terus temen aku bilang, "kalo kita jadi dosen, kita jangan jadi dosen yang kayak gitu"
"iya, aku mah emang gak mau. soalnya aku gak mau ngerepotin mahasiswa, kan dosen teh digaji ku duit spp mahasiswa"
"tah itu, bisi didoain yang aneh-aneh lagi sama mahasiswanya"
"haha. ai aku mah gak pernah ngedoain yang aneh-aneh ke dosen sih, tapi kalo ada apa-apa, aku keprok pang tarikna, hehe"
begitulah. harus ada generasi yang merubah tingkah dosen yang sudah "tua" untuk memajukan dunia pendidikan. harus ada dosen-dosen yang benar-benar melayani, mengayomi dan membimbing mahasiswa, bukan bikin mahasiswa kejer-kejeran, dimakiin, dan lain sebagainya. amin.
  • Masalah esdua
 aku emang mau esdua, tapi perasaan, aku ga pernah ngtweet, apdet status atau ngmong sama orang lain tentang esdua aku. dan aku cuma cerita di blog doang, berarti ada orang yang jadi STALKERS di blog aku ini. tapi nuhun aja sih, uyuhan kamu mau baca ge. heheh. doain weh, sugan gosip kalian dan niat aku diberi restu sama ortu dan dikasih rezekinya sama Alloh. Amin.
  • Masalah nikah
obrolan masalah nikah itu engga cuma bareng sama temen aku, tapi sama si Bebek Nabil juga. jujur aja, awalnya aku emang ngerasa long distance relationship itu berat. tapi sekarang, aku jadi ngerasa biasa. bahkan aku ngerasa biasa aja. soalnya kalo engga long distance, Furkon itu pasti ngajak kesini-kesitu, begini-begitu. dan aku suka enggak enak nolaknya. dengan long distance, aku punya banyak waktu untuk gaul sama temen-temen aku dan nambah temen lebih banyak lagi. hehe. terus nanti ada waktunya aku gak bisa diganggu untuk jalan-jalan sama Furkon. dan buat aku itu jauh lebih menyenangkan dari pada ketemu tiap hari.
aku sendiri masih punya beberapa pertimbangan dan belum nemuin titik temu sama Furkon, jadi buat aku lebih baik kayak gini dulu. kalo udah nikah, aku gak mungkin bisa jalan-jalan. aku gak mungkin bisa nulis buku atau ngeberesin novel aku. huh deh. belom lagi aku pengen esdua, pokoknya masih banyak yang mau aku lakuin. dan aku masih terlalu muda untuk nikah.
toh orangtua aku juga sararantai, aku juga santai weh. aku lagi ngerencanain untuk beli ini dan itu, bukan nabung buat biaya nikah. ah yawloh, berasa aku teh main-main aja hidup teh. tapi da gimana atuh, aku ngerasa belum siap. haha.
aku belom siap diem di rumah yang isinya cuma aku sama Furkon doang. terus yang aku ajak ngobrol cuma Furkon. belom lagi kalo Furkon seharian kerja dan baru pulang sore-sore. aku mana tahan diem sendirian? dengan mulut aku yang cerewet ini aku pasti gak sanggup!!!
ah, biarlah, biar waktu yang menjawab :) kalo pun harus dalam waktu dekat, aku mau apa lagi? paling aku menunda untuk punya anak, haha. :p
  • Masalah rumah
tadi malam, angsa yang umurnya udah 12 tahun di rumah aku ilang. ibu aku langsung histeris dan nyalahin tukang kebun yang ngebiarin pagar kandang rusak jadi bikin orang bisa masuk seenaknya ke halaman rumah aku yang luas. pas ibu aku ngasih tau kabar itu, aku masih tidur. saat itu, aku aku setengah sadar mau ngutuk si pencuri yang ngambil angsa aku. tapi kemudian aku seolah dikasih pencerahan, "masa gara-gara angsa aja aku ngutuk orang? nyawa angsa sama nyawa orang teh lebih berharga nyawa orang"
dan akhirnya aku istighfar. tapi pas tadi aku pulang dari GIM, ibu aku bilang kalo angsanya ketemu di kebunnya Pak Amma yang jaraknya sekitar 1 km dari rumah. lucu. mana bisa angsa aku nerobos pager yang tinggi? terbang aja gak bisa, apalagi nerobos pager. haha. tapi aku bersyukur angsanya balik lagi. masalahnya aku sayang sama si angsa itu, 12 tahun dia udah tinggal bareng di keluargaku. dia itu  the only one guardian di rumah aku. soalnya anjing di rumah aku banyak diracun orang, ada kayaknya sekitar 50 anjing peliharaan aku yang mati diracun orang.
selain itu kita ngobrolin masalah adik-adik kita. aku nyerita kalo adik aku yang kedua sekarang ngekost di rumah tante aku yang cuek banget sama adik aku. terus dia ngasih advice mendingan ngekost. aku juga sebenernya pengen adik aku ngekost, cuma pertimbangan orangtua aku pasti lebih bijak dengan nyuruh adik aku itu tinggal sama tante aku. :)
  • Masalah masa depan
setelah masalah nikah, aku pun ngobrolin masalah kerjaan ke depan sama lowongan CPNS gitu. obrolan aku sama temen aku itu emang gak bakal jauh dari uang dan kerjaan. masalahnya kita sama-sama berusaha mencari uang untuk menafkahi kebutuhan berlebih. haha. dan masalahnya berasa lebih serius ketika ngobrolin itu setelah kuliah. mana dia hamil, jadi masa depan dia udah jelas di depan mata. kalo aku sih masih bisa direka-reka. wkwkw

CERITA 2
Setelah ngobrol sama temen aku itu, aku janjian sama A Ubed buat ke GIM bareng. rencananya kita mau nonton film MATA TERTUTUPnya Garin Nugroho. Uwiiih, sumpah aku ngefans banget sama Mas Garin. Aku pengen banget da jadi DOPnya dia di salah satu film garapannya. hehe. sedikit berkhayal gapapa dongs :)
film mata tertutup sendiri nyeritain tentang NII sama terorisme. jujur aja, aku suka ngetawain sama anak muda yang dengan mudahnya bisa direkrut sama NII atau dijadiin pengantin (bom bunuh diri). kok bisa-bisanya, kok mau-maunya, kok goblok-gobloknya mereka mau manut sama ketentuan yang jelas SALAH besar.
jujur aja, aku punya salah satu murid yang dulunya dia agamis banget. aku sempet khawatir kalo dia sampe direkrut sama NII atau terorisme. makanya waktu itu, iseng-iseng aku ajak dia ngobrol. dia ngeluarin tuh semua jurus ayat qur'an sama hadisnya. jelaslah kemampuan hafalan qur'an sama hadisnya lebih bagus dia dari pada aku. tapi bukan itu yang jadi masalah, aku sedang ngasih fondasi pemikiran yang paling dasar biar dia gak direkrut sama NII atau jaringan teroris. jadi waktu itu aku kasih dia pertanyaan-pertanyaan kecil tentang hidup, terus aku sedikit cerita tentang pemikiran aku, tentang tokoh-tokoh islam, tokoh-tokoh di bidang sains dunia, sampe pahlawan-pahlawan. pas dia diajak ngobrol, mulailah goyah pemikirannya dia tentang islam itu sendiri. tapi setelah goyah, aku tekenin bahwa islam itu agama yang paling baik based on al-qur'an. aku kasih pengertian sederhana tentang iman, syariat islam, jihad sama nasionalisme. tujuannya bukan mencuci otak, tapi biar dia tau the real islam. islam agama yang cinta damai, bukan agama yang keras apalagi pake kekerasan. dan aku ceritain tentang terorisme sama NII. bahkan aku kasih pinjem buku aku tentang NII yang sebenarnya dan terorisme. aku bilang sama muridku itu, aku menyayanginya karena kita sama-sama muslim, dan aku berharap nama dia gak pernah muncul sebagai teroris yang ngelakuin bom bunuh diri. aku justru berharap nama dia muncul di buku rekor dunia, seorang penemu planet baru, benda-benda mutakhir, pemikir, guru besar, presiden, atau bahkan jendral di tentara Indonesia. Amin. dan sejak saat itu, ketika aku nyoba ngetes apakah dia masih labil kayak dulu, ternyata udah enggak. bahkan dia sadar betul apa itu NII, terorisme dan bedanya dengan jihad. alhamdulillah. jujur aja, dulu ada temen aku yang direkrut mungkin sama NII, dan yang gak pernah berhenti nyari itu cuma pihak keluarga, selebihnya, kampus cuma nyebarin flyer, pihak kepolisian cuma bilang DALAM PROSES PENCARIAN, bahkan negara gak ada yang peduli. aku enggak mau kalo yang selanjutnya hilang adalah murid-murid, saudara, adik atau anak-anakku. makanya sedini mungkin lebih baik anak-anak dikasih pengertian yang baik tentang agama. islam adalah agama yang cinta damai. bahkan Nabi Muhammad sendiri enggak pernah nyuruh ummatnya jadi pengantin di bom bunuh diri atau membangun negara baru di negara yang udah ada.
kembali lagi ke film, aku ngerasa kalo film MATA TERTUTUP itu bagus di konsep dan makna yang mau disampein. tapi, aku ga tau kenapa, filmnya Mas Garin itu selalu terlihat "monoton". kalo dibandingin sama film-film sutradara lain, justru lebih menarik film sutradara lain, contohnya Hanung. Tapi jujur aku tetep suka banget sama karyanya Mas Garin, buat aku mah sangat-sangat berkarakter, bikin penonton MIKIR, gak asal mentingin hiburan doang. dan aku setuju sama prinsipnya Mas Garin. :) aku juga gak suka bikin film yang gamblang maksud dan tujuannya, aku lebih suka bikin penonton MIKIR dan punya pemikiran sendiri masalah film yang aku buat. hehe, sok banget! :D
pokoknya aku ngefans banget sama Mas Garinnnnn... aku pengen banget dikasih kesempatan bikin film sama beliau, sungguhan deeehhh :)

CERITA 3
cerita 3 ini muncul pas aku lagi makan gudeg sama A Ubed pas baru nyampe di GIM. Masih jam setengah satuan, belom banyak yang dateng, jadinya aku pergi nyari makan dulu sama A Ubed di pinggir GIM yang kebetulan ada tukang gudeg.
ceritanya kita lagi makan aja, terus ujug-ujug A Ubed cerita masalah ada salah satu anggota Rotan Production yang saling pedekate gitu. Terus iseng aku nyeletuk kalo A Ubed juga kan ngeceng si ceweknya. terus A Ubed bilang,
"Engga Bu. kalo sampe aku jadian, nantinya rusak Rotan teh. gak bakalan raket (erat). bakal ada perpecahan. aku mah moal Bu."
dan disitu, sumpah kalo A Ubed cewek, udah aku peluk pisan da. aku terharu dengernya. sumpah! aku dulu ikut komunitas, dan aku sendiri merasa komunitas itu mulai pecah gara-gara banyak yang saling buaya-buayaan gitu. aku pun masuk daftar meski pun aku ngerasa kalo aku engga main buaya-buayaan sama siapa pun. tapi karena ada yang terpikat sama aku, jadinya aku adalah tersangka yang bikin keretakan di komunitas itu. agak sedikit miris sih, tapi aku disumpah untuk enggak ngomongin masalah yang sebenernya terjadi. tapi jujur, momen ketika temen aku yang suka banget sama Furkon dan Furkonnya enggak suka sama dia dan malah suka sama aku, itu sama nyakitinnya kayak rasa sakit temen aku yang udah jatuh cinta sama Furkon tapi Furkonnya gak suka sama dia. kalo aku bisa ngerubah, aku berharap temen aku itu yang sama Furkon. tapi mau gimana? aku ga tau udah berdebat berapa ratus kali sama Furkon masalah temen aku itu. tapi Furkon keukeuh bilang ENGGAK MAU.
aku sayang sama seluruh anggota komunitasku itu, bahkan sampe sekarang. meski pun aku udah gak ikut acara-acaranya lagi, aku tetep aja sayang. tapi aku sadar, aku udah terlalu banyak bikin keretakan. mulai dari si Bungsu yang ujug-ujug musuhin aku dan nulis tulisan di fesbuk dengan judul HEY KAMU LUKITA OCTAVIA, terus masalah si temen aku yang suka sama Furkon, belom lagi Furkonnya yang emang udah gak mau ikut-ikut komunitas itu lagi. Dari pada serba salah, mendingan kayak sekarang aja. jadi aku engga perlu tau masalah si temen aku yang suka sama Furkon, si Bungsu dengan tulisannya, Furkon yang udah enek dengan kehidupan kampusnya. yang penting mah aku sama Furkon, sekarang dan seterusnya. da kalo pun ada apa-apa sama aku dan Furkon, orang lain gak bakalan ngebantu, tapi justru ngeprokan, terus nagih minum-minum deh :D haha
A Ubed itu kakek di Rotan, sesepuhnya Rotan yang paling bijak. jujur, kalo gak ada A Ubed, kayaknya film Liontin bakal jadi drama anak SD. Haha... makasih buat Agin sama A Ubed. dan pernyataan A Ubed tentang "cinlok" di Rotan itu bikin aku sadar bahwa aku mesti ngobrolin masalah AD/ART sama Rotan itu sendiri. jujur aja, aku enggak mau Rotan retak kayak komunitas aku dulu. soalnya aku sendiri ngerasa gak bisa ngebenerin. di satu pihak aku temenan deket sama temen aku di komunitas itu, sisi lain aku juga temenan baik sama Furkon (dan dalam proses pedekate), sisi lainnya ada si Bungsu yang keukeuh pengen aku jadi pacarnya, sisi lainnya ada anak kecil lain yang juga suka sama aku, sisi lainnya ada si filsuf yang juga suka sama aku tapi pacaran sama temen aku yang lain. aku bingung! awalnya juga aku bilang sama Furkon biar kita gak usah pacaran, tapi si Bungsu ngedesek aku, belom lagi yang lainnya. aku mau minta nasehat sama siapa? dan menurut aku, waktu itu, gak ada satu orang pun yang peduli tentang apa yang bener-bener aku rasain. yang satu keukeuh dengan perasaan cintanya yang katanya kena pelet, yang satunya keukeuh bilang kalo pun dia enggak jadi pacar aku, dia mau dateng ke rumah aku buat ngelamar aku, yang satunya lagi keukeuh pengen aku jadi pacarnya dia, belum yang lain. aku pusing banget. sumpah aku berasa manusia yang gak boleh punya pilihan sendiri.
akhirnya aku milih untuk lebih memilih Furkon di antara semua pilihan berat yang ada. itu pun setelah melalui berbagai riset dan nanya kanan kiri, nyari informasi tentang kepribadian, perasaan sampe latar belakang. dan masalah enggak beres ketika aku milih Furkon. yang awalnya semua narik aku, sekarang berubah jadi nusuk aku. tapi aku mau ikhtiar untuk tetap bersama Furkon meski pun aku harus "ditusuk" dari segala arah. dan imbas terakhirnya adalah aku ngajleng dari komunitas itu ke Rotan.
aku banyak berharap untuk Rotanku. aku berharap lama kelamaan, Rotan bisa jadi PH yang bener-bener PH, dipercaya banyak penggiat film, bahkan suatu saat, kalo LA butuh acara Indie Movie lagi, bisa deh Rotan yang dipanggil :) Amin...
Makdarit, aku putusin kepengurusan Rotan bersifat kekal kecuali suatu saat ada yang ngundurin diri. aku enggak mau ada "barang baru" yang nantinya malah muncul acara buaya-buayaan. aku udah ENEK sama kegiatan buaya-buayaan. setiap kali aku ngobrol serius sama Furkon, aku selalu ngingetin kesalahan dia yang dulu suka ngebuayain cewek-cewek tanpa ada tujuan buat ngejadiin pacar.
dan di akhir cerita ini, aku cuma mau bilang "maaf". aku memang bukan orang yang bijak. aku memang egois, lebih mementingkan kesenangan aku sendiri dari pada kesenangan temanku. tapi sungguh, kalo akhirnya kamu yang pacaran sama Furkon, apakah ada jaminan kalo "misteri pelet" itu gak bakal ada? kalo akhirnya aku pacaran sama si Bungsu, apakah ada jaminan kalo aku bakal sesenang pacaran sama Furkon? kalo pun aku pilih untuk tetep sendiri, gak nutup kemungkinan kalo aku bakal tetep deket sama Furkon, soalnya dari awal masuk komunitas itu pun aku udah sering ngobrol sama Furkon, dan enggak pernah ada kata putus komunikasi. atau, lebih baik aku enggak pernah ada? terus, apakah kalian semua bakal ketemu kalo aku engga pernah ada?
maaf sajalah. aku terus mendoakan kebahagiaan kalian semua, meski pun bukan denganku, bukan dengan Furkon. semoga kalian semua merasakan kebahagiaan yang aku dan Furkon rasakan, bahkan lebih, aku mau kalian jauh lebih berbahagia. soalnya, aku kan tidak cantik, tidak seperti Julie Estelle apalagi Nadine Chandrawinata. Jadi, silahkan cari yang lebih baik. toh cewek di dunia ini yang suka garasak-gurusuk bukan cuma aku. dan pria yang "melet" bukan cuma Furkon.
:D

 semoga selalu berbahagia!


pesen tiket KA di Kircon

sebelum tidur, berkarya dikitlaaaahh... :)
hari ini, aku ke kampus, tujuannya bukan ngambil ijazah, tapi buat ketemu sama teman-teman seperjuangan aku yang mau ke S. hehehe, masih berahasia tentang S padahal orang-orang pada tau apa itu S. wkwkw. gosip emang cepat nyebar.
setelah diskusi tentang peralatan, keberangkatan dan tempat yang bakal dituju setelah ke S, akhirnya aku meluncur ke stasiun Kiara Condong. terakhir kali aku stasiun ini adalah taun lalu, waktu mau backpacker sama Furkon ke Jogja. Dan satu-satunya aturan yang aku inget adalah mesti pesen tiket seminggu sebelum keberangkatan. tapi ternyata ada aturan baru, aturan itu adalah :
  1. mesti pesen tiket minimal seminggu sebelum keberangkatan (meski pun ekonomi)
  2. tiket mesti berdasarkan identitas dari orang yang bakal ada di dalam kereta nanti (perlu katepe sodara sodara)
  3. pesen tiket bisa di alfamart atau di indomart, terus struk bukti bayarnya dikasiin ke stasiun terus dituker sama tiket (yang ini rada belibet, jadi mending beli langsung di stasiunnya)
  4. jadwal loket buka adalah jam 7 sampe jam 5 sore
dan aku melewatkan 3 poin dari peraturan baru. jadi pas nyampe di stasiun Kircon jam setengah 6 sore, loket tutup, sempet celinguk-celinguk. apalagi Kircon yang sekarang beda banget sama Kircon yang dulu penuh calo, pedagang asongan sampe pengemis. yang sekarang lebih rapi, mirip sama stasiun Lempuyangan yang sekarang deh. :) terimakasih PT KAI untuk fasilitas yang menyenangkan itu. :) kenapa ga dari dulu coba kayak begini? haha
pas aku dateng ke alfamart untuk pesen tiket, aku ngelewatin poin 2, jadi aku cuma bawa 1 KTP punya aku doang sama SIM punya ibu aku. ternyata, aturan barunya adalah nama calon penumpang harus sama dengan identitas. Awalnya aku rada ngotot sama SPB di alfamart, "aku kan mau pesen tiket ekonomi a, kenapa belibet kayak pesen turangga?"
setelah dijelasin, akhirnya aku ngerti bahwa ternyata pesen tiket yang ga sesuai dengan identitas nantinya bakal dihanguskan alias ga berlaku. parah juga yah peraturan yang sekarang. tapi bagus sih, jadinya gabanyak calo. dan aku suka kalo stasiun aman. :D
tapi sebelnya, aku gajadi mesen tiket hari itu, jadinya rencana besok mau ke stasiun lagi buat mesen tiket,, huh deh!
inilah sedikit informasi tentang pembelian tiket kereta api di Kircon, semoga bermanfaat bagi para backpackers yang mau jalan-jalan. oh ya, kalo mau jalan-jalan, ajak-ajak yaaaa :) peraturan ini baru berlaku tanggal 1 september 2012.

jangan menyesal

aneh, mimpi malem tadi isinya adalah ngebaca sms kalo temen-temen yang mau pergi ke S pada ga jadi semua. what's that exactly mean? aku sebenernya ga niat ngebalangsak banget pas nyampe di sana, cuma pengen ke S, menjejalkan kaki di puncak pasirnya sambil pake toga :) terus ke segara anakan & pulau sempu pengen berenang di pantainya. hehe. udah udah udah, gak bakalan balangsak ke tempat yang araraneh kayak backpacker biasa. soalnya ngerti juga uangnya pas-pasan terus waktunya juga mepet. maklum ngebawa 1 guru biologi yang tanggal 27nya mau ngadain praktikum, terus si fitri yang tanggal 27nya ada acara karang taruna di rumahnya, terus yang lain, jejes, borin, himi yang katanya mau pada UTS, jadi pada takut ketinggalan. belom lagi si uzie, skripsinya dia gak mungkin ditinggal lama-lama. tapi aku juga ga dapet ijin kalo jalan-jalan sendirian. ibu aku pasti ngambek kalo aku senekat itu.
padahal aku sebernya pengen banget malang itu diputerin sampe akunya cape. aku pengen dateng ke semua tempat wisatanya. tapi apa daya, budget aku ge paling cuma 400ribu, mana mungkin bisa ngulilingan malang kalo ga jalan kaki?
kemarin, 7 oktober 2012, adalah ulangtaun aku yang sebenernya, setelah dapet hadiah "salah paham" gara-gara ngesms nanyain keberadaan temen aku karena aku niat mau ngasih nasi kuning yang berujung aku mesti kena caci sama pacar temen aku. kemarin aku ngebagiin nasi kuning, sebenernya niat teh mau ngajak makan-makan, tapi karena aku gak mau dipotong budget buat ke malang, jadinya aku bilang mendingan bakar-bakar ayam aja. tapi ibu aku sekalian bilang sekalian aja sambil syukuran kelulusan aku. jadilah aku ngebagi-bagiin nasi kuning.
kemarin juga, aku berhasil menarik 5 orang untuk ikut ke ekspedisi malang aku, jejes, himi, borin, fitri, uzie. wiiiii.... perjalanan aku kayaknya bakal seru nih. awalnya aku pikir perjalanan aku bakal monoton, soalnya aku kan di malangnya mau gabung sama anak komunitas backpacker, aku ga kenal dia juga, hehe. masa aku bisa SKSD? bisa sih kalo terpaksa mah. :) tapi kalo ada mereka sih kayaknya bakal seru.
kemarin juga ngobrolin kelangsungan Rotan Production. ya intinya sih kita mau garap film selanjutnya. cuma agak bingung untuk genre PH kita. ada yang pengen bikin film action, ada yang drama, ada yang pembunuhan, dan semua itu ide-ide yang fresh dan cemerlang, menurut aku. jadinya karena bingung, aku ngajak ke S, dan mereka pada mau meski pun pada takut mopo. hehe.
lucunya, mereka semua pada ngebayangin kalo nanti, sebelum naik ke kaki gunungnya, mereka mau pada apdet twitter, fesbuk, BBM dan seluruh sosial media lain biar orang-ornag pada tau mereka pergi ke puncak tertinggi di pulau jawa. hehe. aku agak manas-manasin juga sih sebenernya. jujur, andai aja dari dulu aku dapet kesempatan ke S, kayaknya aku sekarang udah ga punya tujuan hidup. hehe. tapi mereka, masih muda, fresh minded, sayang  banget kalo cuma dijejalin sama fashion, ciput ninja, wedges terbaru atau tas hermes. PERCUMA, jadi aku menyusup di pikiran mereka, membangun sedikit pemikiran mereka bahwa hidup itu berharga kalo cuma dihabisin di jalanan nunggu macet atau di kostan nungguin pacar ngapel.
dan aku belajar hal itu gak sehari dua hari, tapi terus menerus. aku pernah menyesal, kenapa gak dari dulu aku teh balangsak, tapi akhirnya aku ngerti, orangtua aku butuh dipupuk pemikirannya untuk ngebiarin anaknya jalan-jalan kesana kesini menikmati dunia. kalo waktu SMA dulu aku balangsak, ayah aku udah jantungan kali. apalagi beliau kan ga pernah tau kalo aku pernah ke Ciremai, hipotermia sampe ngerasa mau mati banget, terus kedinginan karena hujan badai di gunung. pokoknya banyak hal yang seiring dengan perjalanan pendidikan aku, justru semakin terbuka pikiran orangtua aku. jadi mereka bisa nerima. sekarang, semakin aku dewasa, di usia yang bebas untuk menikah kapan saja dan dengan siapa saja, hehe, keinginan untuk menjelajah itu semakin besar.
makanya sekarang, ngeliat yang masih muda-muda, aku selalu ngajak untuk pergi jalan-jalan, minimal pernah aja sekali dua kali pergi mah, biar gak jadi anak yang "kuper". soalnya anak kuper itu sekarang bukan lagi anak yang diem aja di rumah, tapi anak kuper itu adalah anak yang engga pernah mau tau dunia luar itu kayak gimana. dia merasa senang dengan dunianya yang kayak gitu dan enggak pernah tau kalo selagi dia bernafas, bumi berotasi, bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi matahari bersama planet-planet lain. setiap detik, jantung memompa darah dan bla bla bla. that's worthy!
aku ga mau ngeliat salah satu temen aku, siapa pun dia, yang ketika ngeliat orang lain pergi ke tempat A dan B, dia cuma bisa bilang, "oh iyah, si Lukita pernah ke sana", bukan! bukan si Lukita yang pernah ke sana, kamu pun pernah diajak untuk ke sana, tapi kamu lebih memilih selimut yang hangat di rumah sambil makan cemilan. jangan menyesal. jangan pernah menyesal.
makanya, siapa pun kamu, ketika kamu baca tulisan ini, kamu pun terundang untuk ikut dalam perjalanan mengeksplor dunia. ga usah jauh-jauh ke luar negeri. minimal yang deket sama sekitar kamu. apa kamu udah pernah naik gunung di depan atau belakang rumah kamu? apa kamu udah berkunjung ke tempat wisata yang deket dengan kanan atau kiri rumah kamu? tah eta, buat apa mengkhayal pergi ke luar negeri kalo negeri sendiri ga ada keinginan untuk mengeksplor?
aku udah memulai, mau ikut mulai?

jgn gmggi cwo gw bego part 1

kronologis sebenarnya :
aku diajak temen dari komunitas backpacker buat ikut ke salah satu gunung tertinggi di tanah Jawa. jujur aja, aku sendiri ngerasa malu sebenernya. aku terlampau sering bilang, "aku mau ke S, aku mau ke S" tapi aku enggak juga pergi. malahan orang yang gak pernah ngomong kata-kata itu pada berangkat ke S. aku sangat sangat malu. tapi aku tetep positive thinking, aku pikir, pasti ada saatnya aku bisa menjejalkan kakiku di pasir gunung S.
awalnya ibu aku nolak. beliau keukeuh bilang bahaya, ini dan itu. tapi aku tetep ngotot. meski pun aku sendiri gak berani terlalu ngotot soalnya buat aku ijin ibu aku itu adalah ijin yang paling mutlak. begitu... akhirnya, karena ibuku kasian (mungkin), akhirnya beliau ngijinin. pas dapet ijin, aku akhirnya ngajak temen-temen terdeket aku. karena aku bingung, jadinya aku ngajak yang lagi OL dulu, pertama aku ngajak Septian, temen aku di jurusan biologi. dan beliau mau ternyata.
selanjutnya aku random ngajak siapa aja yang memungkinkan untuk ikut, Nabil Bebek, A Apuy, A Acil, A Ubed, anak-anak Rotan, Purwa, Abdu bocah, Nezar, Windy temen di jurusan biologi, temen-temen KKN, sampe adik-adik kelas. Pokoknya hampir semua orang yang OL dan orang yang aku temuin aku ajak. tujuannya adalah biar aku ada temen, soalnya aku itu emang rame banget ngomongin gunung S ini.
nah, tanpa aku sadar, aku ngajak salah satu temen yang udah punya pacar. dan aku (karena ngerasa udah deket banget), langsung main ajak-ajak aja. redaksinya pun kayaknya salah ditanggepin. padahal, hampir semua orang aku ajak dengan redaksi yang sama.
"Hey, lagi sibuk ga?"
"Aku mau jalan-jalan. mau ikut?"
"Aku mau ke Malang."
bla bla bla.
dan si pacar temen aku itu nyangkanya aku ngajak "jalan" yang artinya ngajak ngedate. gubraks. kadang, otak manusia satu sama yang lainnya emang ga bisa sinkron. aku fine fine aja dengan redaksi aku yang kayak gitu, tapi jadi salah tangkep sama pihak ketiga.
dan kayaknya, aku seolah jadi penyebab bertengkarnya si temen aku sama pacar aku itu. dan ujug-ujug si pacarnya itu ngesms ke aku, dia bilang
jgn gmggi cwo gw bego
mungkin maksudnya adalah jangan ganggu cowok gue, bego! tapi salah ketik juga. -_-
karena aku sendiri gak sudi disebut bego, akhirnya aku bales, tujuannya adalah untuk ngembaliin sebutan bego dari si pacar temen aku itu. masalahnya aku selama ini dikenal cerdas, bahkan aku lulus kurang dr 4 tahun, IPK cumlaude pula, absensi ga pernah bolong, ulangan gak pernah jelek, tugas selalu ngerjain, lolos script doctoring sama professor Krevolin, lolos 50 besar LA. bahkan udah bikin 7 film dlm kurun waktu 2 tahun. masa orang yang macemnya kayak aku disebut bego?
okelah, lupakan masalah begonya, tapi salah pahamnya itu berlebihan. apalagi sampe nulis nama aku di status fesbuknya. dan lucunya, bukan temen aku yang REA yang bilang ke aku. aku tau pas aku mau ngetik pesan konfirmasi ngelurusin masalah ke fesbuknya (maklum aku ga kenal sama pacar temen aku itu, bahkan aku ga tau orangnya yang mana).
aku jadi ngerasa kalo masalah itu adanya di temen aku itu. soalnya, ngapain bawa-bawa aku? toh aku nganggep dia dari dulu cuma adik kelas biasa, kenapa harus seheboh ini kalo gak ada rasa? sugan weh masalahnya segera lurus. biar enggak jadi beban buat siapa pun. toh aku mah mau cari teman, bukan cari musuh, musuh mah udah banyak dan menurut aku, aku engga perlu musuhan sama cewek lain cuman gara2 masalah cowok. aku udah punya pacar ini, dan dari awal aku sukanya sama pacar aku, enggak sama cowok lain.
agak belibet tapi aku coba tetep stay cool. banyak ngalah aja yang bijak mah. 

bayi terlucu


Aku suka bayi, meski pun aku pribadi belum siap memilikinya apalagi melahirkannya. Hehe, maklumi saja, sepertinya pembaca dunia maya yang benar-benar mengenal aku akan tahu jawabannya. Iya, masa seorang gadis yang masih balangsak dan lampar ini punya seorang bayi? Apa yang akan dilakukannya pada bayi itu? Diajak sarapan di Kerenceng terus makan siang di Dufan Jakarta? Haha. Okelah, saking balangsaknya aku, aku sendiri yakin bahwa aku belum siap diembani tugas menjadi seorang ibu. Lagi pula aku sedang menikmati masa-masa menjadi anak yang minta jajan dan dijajani oleh ibu. Hehe.
Setiap kali melihat foto bayi, aku selalu bilang, jirr lucu banget nih anak! Tapi tetep aja engga ngerubah pemikiran dan kebalangsakan aku. Hehe. Tapi di sini, aku mau cerita tentang Ibu aku, yang dulu punya anak bayi super lucu, bayi itu adalah aku. ^^
Aku lahir jelas prematur, sembilan bulan kurang (perkiraan). Soalnya di mata kuliah embriologi, aku tau kalo bayi itu lahir sebenernya sembilan bulan lebih 3 minggu. Jadi, yang kurang dari angka itu disebut prematur. Ketika aku lahir, mata aku engga ngebuka sama sekali, dan aku berwarna merah. HAHAHA. tomato girl.
Aku udah berhenti ngompol sejak umur 9 bulan. Lucu nya, 9 bulan itu bayi lain masih ngompol, kalo aku udah engga. Based my mother's story, katanya tiap kali mau pipis, aku suka turun dari tempat tidur terus jalan ke kamar mandi. That's based on my mother story loh yah! Aku gak ngarang-ngarang.
Sayangnya, si bayi yang hideng itu cuma disusuin sebulan. Setelah itu blupp, ASI ibu aku menghilang. Jadinya aku disebut si anak susu kaleng. Aku lebih dulu ngomong dari pada jalan, mungkin faktor dari ibu aku sendiri yang cerewet. Jadinya aku lebih cepet ngomong dari pada jalan.
Pas aku umur 3 tahunan, aku udah bisa baca. Kalo yang ini aku juga engga sadar sih, cuma ini berdasarkan cerita dari keluarga aku. Katanya, aku udah bisa baca koran, bahkan enggak tau siapa yang ngajarinnya. Yang jelas aku inget, waktu pertama kali masuk SD, saat anak-anak lain belajar ngeja huruf, aku udah bisa baca kalimat. Kalo anak-anak lain baru bisa nulis perkata, aku bisa nulis dengan ngebaca tiga sampe lima kata sekaligus. Kalo yang ini aku nyadar, soalnya di kelas aku nulis paling cepet, bahkan sampe hari ini. ^^
Makanya bayi terlucu buat ibu aku selalu aku. Haha. Dan tiap kali ngeliat foto aku waktu masih kecil, aku suka gak percaya kalo aku pernah secute itu di hidup aku. Haha. Bahkan waktu aku ngeliat foto esde aku, aku tuh sebenernya cute banget, cuma dulu banyak main sepeda, banyak main layangan, ngurek di sawah, berpetualang ke gunung-gunung. Dan alhasil kulit aku sawo matang yang mungkin bikin aku keliatan makin balangsak.Haha. Bedanya sama sekarang, meski pun sama-sama balangsak, aku yang sekarang merhatiin banget sama penampilan.
Masalahnya, my Dad selalu ngomel kalo kulit aku nambah item. Dan pastinya aku langsung dilarang pergi-pergi kalo kulit aku jadi item. Biar enggak ketauan kalo aku abis jalan-jalan, biasanya aku suka nutupin muka aku dari matahari biar itemnya gak keliatan. Haha. Cara kuno, tapi yang penting adalah biar ayah aku merasa nyaman dengan kulit aku yang putih. ^^

soal matematika selisih

hari ini setelah ngajar Paskib, aku dateng ke ruang kabid olahraga dan seni di SMA tempat aku ngajar. tujuannya adalah buat ngasiin berkas absen selama bulan september. karena di dalem ruangan itu ada guru yang lagi tidur, aku males ganggu, jadinya aku tungguin aja sampe si guru itu bangun. yah itung-itung sambil nunggu dijemput juga.
nah, pas aku nunggu itu tepat di depan kelas 9 SMP. waktu itu lagi mata pelajaran matematika, ngebahas tentang volume, selisih dan persamaan. aku ngedengerin seksama meski pun engga ngeliat papan tulis. si guru itu ngejelasin tentang metode persamaan untuk nyari selisih volume dari kubus. ah pokoknya bla bla bla gitu deh. tiba-tiba aku langsung inget masa SD aku.
waktu itu pas ngebahas bahasan yang sama, aku pernah disebut bodoh di kelas. alasannya gampang, karena soal :
"ada sebuah segitiga, segitiga tersebut akan dibuat model. tinggi segitiga aslinya adalah 5 cm, sedangkan tinggi modelnya adalah 1 cm, volumenya adalah X. berapakah volume dari segitiga model?"
semua guru pasti bakal nyuruh untuk nyari lebar si segitiga model, setelah itu disuruh nyari panjang dari segitiga model itu, barulah nyari volume setelah dua angka itu diketahui. tapi aku, enggak. aku tinggal ngitung X:5 soalnya perbandingan segiga asli dan segitiga modelnya adalah 1:5.
mudah, soal yang terlalu mudah. saat anak rangking 1 di kelas waktu aku SD ngerjain 5 menit, aku bisa ngerjain kurang dari satu menit untuk sekedar tahu berapa volume dari segitiga model. tapi waktu itu guruku langsung mencoret jawabanku dan bilang aku salah. dia bilang aku bodoh. dia bilang aku idiot dan bla bla bla.
sekarang, setelah aku mempelajari tokoh-tokoh seperti Einstein, Pascal, Aristoteles dan yang lainnya. aku mengerti apa makna idiot dan bodoh dari guruku itu. sungguh. lalu pertanyaanku adalah, "kenapa harus membuka sebuah bungkusan jika sudah tahu isi dari bungkusan itu?"
apakah just make it sure? seharusnya ada jawaban yang lebih ilmiah dan lebih bisa dipertanggungjawabkan selain make it sure. lucu!
dan di dalam kelas 9 itu, tak ada satu anak pun yang mampu mengerjakan soal seperti aku. lucu, aku benci pada guruku tapi aku justru menjadi guru juga. tapi aku yakin aku adalah guru yang jauh lebih baik dari guru-guruku. aku memegang teguh prinsip filsafat yang tidak mudah membenarkan dan tidak mudah menyalahkan. segala sesuatu itu hanya dalam taraf "kemungkinan". apa yang pasti di dunia ini? ketidakpastian.
ya dan bla bla bla bla bla. aku yakin ini jawaban Tuhan dari pertanyaanku waktu kecil, "kenapa nilaiku selalu nol jika jawabanku benar?"
"kenapa si anak rangking 1 di kelasku itu tidak kuliah bahkan tidak masuk SMA sedangkan aku yang katanya idiot ini bisa kuliah dan sekarang bahkan sudah lulus?
iya, kenapa? karena jawabannya sudah jelas. pintar dalam buku teks tidak membawa seseorang kemana pun. butuh lebih dari sekedar rangking 1 dan pintar untuk mengerti.

syok IELTS

Hari Kamis (04/10) kemarin aku sama Debus (nama disamarkan) pergi ke ITB. Ceritanya kita mau tes TOEFL buat ke luar negeri. Berbekal uang tujupuluhlimarebu berdasarkan keterangan temen-temen si Debus, akhirnya kita berangkat. Kita janjian di Pangdam depan kampus terus naik Damri sampe Cicaheum. Pas di bus, ujug-ujug si Debus bilang kalo dia lupa bawa foto 3x4. Padahal dari kemarin dia yang paling ngewanti-wanti jangan sampe lupa bawa foto 3x4. Huh deh. Akhirnya, niat yang awalnya mau daftar berubah jadi mau nanya informasi doang. Setelah sempet salah arah sampe ke mesjid Salman, akhirnya temen Debus bilang kalo gedung UPT Bahasa itu deket FMIPA ITB yang deket air mancurnya. Jadilah akhirnya kita masuk ke areal ITB-nya.
Dulu, 4 tahun lalu aku masuk ke ITB, ada sensasi hate ngagulutuk tiap kali jalan atau lewat ITB, tapi sensasi itu udah ilang. Soalnya aku udah lulus kuliah, haha. Dan perasaan penasaran buat masuk ITB udah enggak ada lagi. Heran aku ge, sekarang-sekarang gak ada tuh kampus yang bikin aku WOW. Semuanya kerasa biasa aja.
Pas udah nyampe di deket gedung FMIPA, kita tanya-tanya mahasiswa di sana tentang keberadaan gedung UPT Bahasa. Setelah nanya dan dapet, kita masuk ke ruangannya. Ternyata, jadwal tesnya tanggal 31 Oktober, sedangkan deadline penyerahan formulir buat sekolah keluar negeri aja 30 Oktober. Terus bapak-bapak di sana bilang aku mendingan tesnya di UPI aja, soalnya waktunya suka lebih cepet. UPI jadwalnya pertengahan bulan. Karena aku ragu, akhirnya nongkrong di deket gedung FMIPA ITB sambil ngesms temen-temen di UPI buat nanyain info masalah tes TOEFL di UPI. Pas udah ngemantepin mau daftar, ternyata keburu istirahat. Akhirnya kita sholat dulu ke mesjid Salman. Itu pertama kalinya aku sholat di mesjid Salman, haha. Selama tinggal di Bandung, aku bahkan enggak punya rasa "mau" untuk sholat di mesjid Salman, tapi akhirnya, sholat juga di mesjid ini. Hehe.
Setelah sholat, kita nyari makan di seberang mesjid salman. Setelah mesen makanan dan sedikit "cerewet" masalah harga, porsi dan rasa makanan, baru deh kita balik lagi ke gedung FMIPA. Kalo di (mantan) kampus aku, lima belas ribu itu dapet daging segede kepalan tangan, nasi super banyak, udah pake lalapan, tempe tahu dua, terus sama minuman yang wah. Tapi kalo di kampus ITB, lima belas ribu cuma dapet ayam segede tiga jari digabungin, nasi seempret, tahu satu ipis pisan dan tahu yang gak kalah irit. Haha. Beda budget sih.
Pas balik lagi ke gedung FMIPA, petugasnya udah beda lagi. Pas aku mau daftar, mereka keukeuh, dosen bangetlah pokoknya, jadi bener-bener "jangan biarkan mahasiswa tersesat". Hehe. Baik banget menurut aku sih, mereka tetep bilang kalo misalnya aku butuh buat tanggal 30 Oktober, mendingan di UPI. Mereka bilang pusatnya sama, cuma jadwal tesnya aja yang beda. Terus mereka bilang kalo aku tes tanggal 31 Oktober, si sertifikatnya gak bisa jadi dalam seminggu dua minggu, soalnya yang bulan september aja baru jadi hari itu. Gitu katanya. Terus mereka ngasiin nomor telepon balai bahasa UPI sama denah UPI. Sumpah, (mantan) kampus aku butuh orang-orang kayak mereka. Dan pas ngecek jam, itu baru 12.50an dan mereka mau ngelayanin mahasiswa meski pun merekanya masih makan. HEBAT! Coba kampus aku, mahasiswa butuh bimbingan dosen kalo belom jam 13.30 mah gak akan dilayanin. Alesannya istirahat dari jam 12 sampe jam 1 buat makan, terus jam 1 sampe setengah 2 buat sholat. Sungguh, peenes.
Akhirnya, aku sama Debus milih buat pulang. Tapi sebelumnya mau ngecek harga IELTS ke salah satu bimbingan bahasa gitu di daerah Sulandjana. Pas masuk, si Mbak di sana langsung nyapa. Jadilah aku tanya, "Mbak, tes IELTS di sini berapa yah?"
"Seratus delapan sembilan yuesdi." Jawab Mbak itu. Otak aku waktu itu berpikir cepet, cuma okelah, dalam tulisan ini aku perlambat. Waktu itu aku udah yakin harganya pasti dalam dolar, dan ketika si Mbak itu bilang seratus, aku langsung syok. Seratus dolar kan udah sekitaran sejuta di rupiah. Terus nambah lagi delapan puluh sembilan itu kan berarti sekitar sembilan ratus ribu di rupiah. Apalagi tambahan USD (baca : yuesdi). Gilaaa! DOLAR kan!
"Itu di Indonesia berapa yah?" Tanyaku sambil menutupi rasa syok aku. Aku sebenernya udah yakin pasti juta-juta, cuma biar gak keliatan syoknya, jadilah aku pura-pura menjalankan conversation seperti biasa.
"Sekitar satu koma delapan sampe satu koma sembilan." Jawab si Mbak. Dalam hati, aku semakin bilang, "tuh kan! tuh kan! tuh kan!" Dan mataku saat itu memperhatikan si Mbak gak ngedip. "Juta." Kata si Mbak mengakhiri obrolan kita. "Ini jadwalnya. bla bla bla. Terus ini jadwal workhopnya."
"Oh, mesti ikut workshop?"
"Enggak, kalo udah siap tes langsung tes aja, workshop cuma buat pemantapan aja, dikasih kisi-kisi pengisian gitu."
"Oh, boleh minta kertas itu lagi?"
"Boleh. Ambil aja." Kata si Mbak sambil ngasiin kertas satu lagi buat aku bawa pulang.
"Makasih Mbak."
"Iya sama-sama."
Dan akhirnya kita keluar dari tempat IELTS itu dengan kaki ngadeg-deg. Hampir dua juta buat tes IELTS itu bukan uang main-main. Jujur aja aku langsung pesimis, ceritanya mau kuliah di luar biar dapet beasiswa, yang ada malah keluar duit gede. Haha.
Setelah itu, kita dateng ke museum geologi karena pulangnya masih searah angkot yang sama. Pas nyampe di sana, aku baru tau kalo ternyata museum geologi sekarang pake tiket masuk, perasaan dulu mah gratis-gratis aja. Hehe. Akhirnya kita foto-foto terus pulang lagi deh.
Sumpah, aku enggak tau sebagus apa bahasa Inggris aku, makanya kalo misalnya aku ikut tes yang hampir dua juta itu terus gak lulus kan lebar banget! Mendingan duitnya aku pake buat ke Rinjani. Jelas gak bikin kecewa hati! Huh deh. Akhirnya, setelah aku optimis dari kemarin, sekarang-sekarang aku mulai pesimis. Mahal amat sih mau ke luar negeri teh!!!

dari las sampe belatung

Ini tulisan di awal oktober. Sebenernya dari kemarin udah ngerancang tulisan, tapi enggak tau kenapa berasa enggak sreg. Jadinya dihapus lagi. Bikin lagi. Hapus lagi. bikin lagi. hapus lagi. Hehe.
Semoga kali ini sreg. Ngomongin apa yah? perjalanan ke S, udah, masalah esdua, udah. sebenernya ada yang ngeganjel di kepala aku dari kemarin. cuma aku masih mikir-mikir, perlukah hal yang kayak gitu aku pikirin mendalam?
Dua hari kemarin, tetangga aku ngirim nasi kuning, kebetulan yang ngirim itu tetangga sebelah rumah banget yang aku anggap 'menyebalkan' karena posisi rumahnya yang terlalu deket sama kamar aku. tapi di depan dia, ya teteplah senyum ramah gitu kayak ga ada masalah. pas aku tanya nasi kuning dalam rangka apa, dia jawab katanya buat syukuran aja. pas aku tanya lagi syukuran apa, dia cuma cengengesan. akhirnya, nasi kuningnya aku terima terus pas udah aku balikin piringnya, aku makan tuh nasi kuningnya dikit.
kemarin, aku baru tau alesan dari syukuran tetangga aku itu. alesannya adalah karena dia bikin bengkel las, tebak dimana! iya, pas di deket kamar aku banget. kebayang dong ributnya tempat las. huh deh. pas aku tau, pengennya nasi kuning yang kemarin aku muntahin terus balikin lagi ke orang itu. atau kalo bisa sih pengennya tau pas dia lagi ngasiin nasi kuning, pasti aku bilang, "gak! gak setuju. bawa aja tuh nasi kuning, gak butuh, sok sana bikin tempat lasnya yang jauh, ga usah pake nasi kuning nasi kuning!"
duh, ngerti banget sih tuh tetangga kalo aku suka banget sama yang namanya nasi kuning. sampe akhirnya nyogok aku biar gak ribut masalah tempat lasan itu. ibu aku cuma bilang aku mesti sabar, kasian keluarga mereka kekurangan pendapatan. tapi, gak perlu ngorbanin ketentraman hidup aku juga kali! kamar aku itu gua hiro-nya aku, sekarang bukan gua hiro, tapi pasar las!
tapi meski pun sebel sama si tetangga itu, kalo papasan di jalan, aku tetep aja senyum-senyum ramah sama mereka, saling bertegur sapa kayak kita itu ada di surga dan engga ada konflik apa pun. haha, emang munafik!

nah, sekitar 2 minggu lalu, sebenernya aku ada pengalaman menarik. waktu itu aku habis ngedit film, rasanya laper banget soalnya aku emang jarang  banget sarapan kalo diem diem aja di rumah. waktu itu jam 1 siang, jadi aku akhirnya masuk ke dapur, ngambil nasi terus ngambil kuah daging di atas meja. di situ ada ibu aku, jadi makannya sambil ngobrol.
pas aku baru makan dua suap. aku melihat sesuatu, menjijikan! aku teriak, "Aaaa, Mom!"
terus ibu aku kaget, langsung nanya balik, "Ada apa?"
waktu itu aku syok, jadi yang aku lakuin adalah nutup mata aku serapet-rapetnya, terus tangan aku nutup kuping sekeras-kerasnya. waktu itu aku terusin ngunyah sampe akhirnya makanan itu sukses masuk ke lambung aku. Baru deh aku jawab pertanyan ibu aku, itu ada sekitar 1 menitan aku diem sambil nutup mata. "Ada belatung!" Kataku akhirnya.
"Dimana?" Ibu aku nanya.
"Di kuah dagingnya!" Teriakku lebih keras lagi. Waktu itu aku berusaha ngeluarin makanan yang selama 1 menit itu aku kunyah terus aku telen, tapi it's too late, makanannya udah masuk ke lambung.
"Mana?"
"Itu! Aaaaa!" Teriakku. Lalu mulailah aku merasakan sensasi geli di sekujur tubuhku, aku merasa belatung yang tak sengaja aku telan itu bergerak di bawah kulitku. Lalu aku berjalan ke arah tempat minum dan minum air. kemudian aku melanjutkan mengedit film sampe malem.
Pas malem, barulah aku ngomong perihal si belatung itu. jujur aja, kuliah di jurusan biologi itu bikin aku parno sama beberapa makhluk hidup. salah satunya adalah belatung. masalahnya waktu mata kuliah genetika sama embriologi, aku mesti ngasuh belatung, terus ngasih makan belatung bahkan sampe tidur sama belatung satu kamar. waktu itu mata kuliah drosophilla (lalat buah), aku dulu ngira lalat buah yang dikenal sama kita dengan sebutan rametuk itu adalah anaknya lalat. aku engga pernah ngira sedikit pun kalo ternyata rametuk bukan anaknya lalat, dan anaknya rametuk adalah belatung. waktu awal praktikum, kita disuruh ngumpulin rametuk, terus dimasukin dalam toples gitu. emang sih waktu itu aku baca modul, di modul ada gambar 'mirip' belatung, tapi waktu itu aku gak ngeh banget. jadi santai aja. setelah rametuk dimasukin, muncullah belatung kecil-kecil warna putih. aku langsung syok dong! mana praktikumnya itu si belatung mesti diiket sama rambut. berarti mesti megang! MAMPUS. waktu itu bagian praktikum ngerawat si rametuk itu aku doang yang ngerjain soalnya kan bagi-bagi tugas sama temen-temen yang lain meski pun akhirnya si temen yang sekelompok itu malah bilang aku yang egois maunya ngerjain sendiri. WEW, padahal yang mereka gagal semua, cuma aku doang yang berhasil. belatungnya banyak, jijik banget deh pokoknya. tapi aku berusaha di depan semua orang selalu keliatan berani. padahal sumpah aku mau muntah, KEOKlah.
setelah mata kuliah itu, aku jijik banget sama rametuk. bahkan tiap kali ada buah-buahan yang dirubung rametuk, aku langsung males makan. soalnya aku tau banget bentuk dari telur rametuk, sampe mereka jadi larva (belatung) terus jadi rametuk. aku ngehindarin buah-buahan kayak pisang, pepaya, nangka, meski pun sebenernya aku suka sama buah-buahan itu. huh deh.
pas kemarin ini ternyata si belatung itu aku makan, alive, aku langsung lemes. ini udah kedua kalinya aku makan belatung. dan aku yakin ada ketiga kalinya. setelah diusut, ternyata belatung di kuah daging itu muncul soalnya tiap kali manasin dagingnya engga pernah bener-bener panas, jadinya masih ada telur rametuk yang selamat, terus jadi belatung deh. aku jadi inget waktu pertama kali aku makan belatung. jadi dulu itu aku dikasih pais ikan dari salah satu pesantren di Garut, mereka itu seperguruan sama ayah aku gitu. mereka bikin acara terus akhirnya pas kita pulang dikasih oleh-oleh pais ikan gurame. karena aku suka banget sama ikan, apalagi pais ikan, akulah orang pertama yang makan pais itu. aku buka bagian dagingnya, aku cocol pake nasi anget, dicocol sama kecap dan di tengah-tengah acara makan lahapku, aku mendengar bunyi gemerisik dari dalam tubuh ikan. aku bilang ke ibu aku, "Mom, kok dalam perut ikannya bunyi yah?"
"Mana ada perut ikan bunyi?" Kata ibu aku.
"Ih beneran bunyi." Kataku. waktu itu aku engga ngebuka bagian perut ikannya, aku masih terus makan. Nah, ibu aku itu sukanya bagian dalem perut ikan, jadi yang jadi sasaran ibu aku adalah isi perut ikan yang dikasih banyak bumbu gitu. Pas isi perut ikannya di buka, munculah jutaan belatung yang ukurannya 1-2 cm. Herannya, waktu itu aku bukannya ngemuntahin ikan yang lagi aku makan, tapi justru nutup mata aku rapet-rapet, nutup kuping sekeras-kerasnya terus nelen ikan itu sampe selamat ke dalam lambung aku. persis sama yang terjadi pas aku makan kuah daging.
dan kelakuan aku yang kayak gitu jadi bahan ketawaan di keluarga, masalahnya ibu aku emang sengaja bikin kuah daging soalnya aku jarang mau makan makanan yang sayur-sayur. jadi aku dikasih kuah daging untuk makan. dan si kuah daging itulah messenger belatung. akhirnya ibu aku cerita, kelakuan aku yang suka nutup mata kalo makan sesuatu yang aneh itu enggak kejadian sekarang aja, tapi dari kecil. aku emang ga pernah ngemuntahin makanan, meski pun makanan yang paling menjijikan dan aku engga suka sekali pun. pasti aku telen habis, baru aku komplain soal makanannya. jadi, aku selalu dapet gelar si anak baik yang jarang protes. haha, ternyata kebiasaan baik itu justru jadi bumerang ketika aku makan belatung, udah tau makan belatung, malah ditelen. lucunya lagi malah minum air putih biar lebih lancar si belatungnya "berenang" di dalam lambung aku. haha.
kejadian ini seolah lucu dari awal, padahal aku serius marah banget. tapi marah diem, abisnya salah aku juga sih, kenapa baru ngeh ada belatung pas udah dimakan? kenapa engga ngecek dari awal? huh deh.
aku yakin bakal ada kejadian ketiga aku makan belatung. abisnya yang pertama sukses, kedua juga sukses, pasti yang ketiga lebih sukses lagi. -_- aku semakin benci rametuk. rasanya pengen beli raket listrik buat ngemusnahin peradaban dari si rametuk! padahal nanti mati juga dirubung belatung, tapi da aku masih hidup! aku belum sudi bersentuhan dengan belatung live. huh deh, sekarang aku makanin belatung, sebelum akhirnya belatung yang makanin aku.
ya awloh, ampuni dosa aku yang begitu banyak kayak pasir dipantai...