berbalik

Dia bilang aku berubah, dia tak mengenaliku lagi sejak aku memaafkannya. Aku tersenyum. Ternyata tak hanya mereka yang menyadari perubahanku. Kau juga. Padahal aku hanya banyak diam dan memperhatikan. Tertawa bersama sesuatu yang membahagiakanku dan memilih untuk tak menganggap ada masyarakat kuno itu. Begitu mudah kan? Aku hanya berbalik.

"Apa ini kehidupan kamu di luar?"
"Emangnya kenapa?"
"Aku cuma bisa liat kamu senyum dan ketawa sama beberapa orang yang masih bisa diitung pake jari. Aku kira kamu ga bisa senyum."
"Aku memang sengaja. Aku hanya ingin membagi senyum pada orang-orang tertentu."
"Jadi ini kamu?"
"Ya, di luar dinding, di luar kertas-kertas HVS, di luar buku bersampul pelangi... inilah aku."
"Bukankah aku juga temanmu?"

Aku berbalik dari dunia yang menjemukan. Aku tak peduli suara riuh di belakangku yang bilang aku harus berbalik. Aku bukan Socrates yang bisa dengan mudah mati. Meneguk racun dengan tanganku? Lebih baik kusembur dulu racun itu ke muka-Mu.

Aku berbalik. Dari yang tak bisa memaafkanmu, berubah menjadi memaafkanmu. Mengerti bahwa kau memang si manusia yang tak tahu diri dan aku adalah manusia yang malang saat itu. Aku bermain dengan cahaya yang kau bawa, kemudian saat tersadar itu api, api itu sudah melalap pakaianku.

Aku berbalik.



16 Februari 2011

0 komentar:

Posting Komentar