"...sebelum kita saling kenal, kalian tidak mengenalku, bahkan setelah menghabiskan waktu bersamapun, mungkin kalian tetap tidak mengenalku,,,"
-Name of The Game-
-Name of The Game-
Saat aku membaca tulisan itu, air mataku sempat menetes, bergelantungan sebentar kemudian berhamburan sambil menari. Diatas tetesan-tetesan air mata itu aku berkaca...
2008, aku berpisah dengan sahabat-sahabatku, rivalku, teman-temanku. Aku berdiri sendiri disebuah kampus asing yang belum pernah kuimpikan atau kudambakan. Aku selalu meratap, aku berada dalam titik kecewa, aku tak berharap punya teman. Aku ingin seperti batu di sungai, cukup diam saja, terkikis dan hilang.
Perlahan, Tuhan menyodorkanku kawan, teman-teman, rumah... tak pernah sebahagia ini sebelumnya, seolah aku menjadi diriku sendiri, aku menemukan titik-titik kabur tujuan hidupku berubah menjadi jejak yang meniti anak tangga.
Aku temukan novel, puisi, teman-teman, seolah Tuhan baru saja menghembuskan nyawaku pada saat itu. Aku tak lagi peduli dengan "siapa yang memakai baju hijau tosca" atau "si anak kepsek"...
Semuanya sedang terlihat sama untukku.
2009, aku masih merangkak menuju hidupku, aku baru bangkit... aku baru merasakan apa itu hidup. Baru kali ini aku bisa menjawab siapa aku saat orang bertanya tentang jati diriku.
Aku menemukan kata "Novelist" untuk melengkapi namaku, jantungku, hatiku, pikiranku, bingkai duniaku...
Kalian mungkin takkan peduli dengan apa yang telah terjadi padaku, juga kalian takkan peduli dengan otakku, pikiran-pikiranku...
Tapi aku akan bercerita, saat itu Tuhan sedang membuka bingkaiku, ayahku sedang membuka tali kekangnya padaku dan aku juga sedang membuka bungkus kado yang menutupiku bertahun-tahun...
Kalian tahu, aku begitu menyukai kalian, meskipun aku kesal dengan sikap kalian yang cuek, aku sangat menyayangi kalian...
Maka aku menyapa kalian setiap pagi, tersenyum saat bertemu dengan kalian, menjawab pertanyaan kalian, menjawab sms yang kalian berikan. Karena aku... sangat menyukai kalian...
Entah apakah kalian menyukaiku atau tidak, aku tak peduli, karena saat itu aku sangat menyukai kalian.
2010, kalian menghadapkanku pada kenyataan, bahwa...
Kalian tidak menyukaiku, kalian membenciku.
Tak suka dengan sikapku.
Kalian mau tahu perasaanku? Saat itu aku merasa ditolak, kurasakan dicampakkan dan diacuhkan, bahkan di benci.
Tatapan kalian, pernahkah kalian berpikir bahwa tataoan itu sungguh membuatku bersedih?
Aku yang memikirkan kesehatan kalian, mengutamakan kepentingan KITA? dan kalian membenciku...
Masih di 2010...
Aku masih menangis dalam tawa.
Aku berpura-pura, langit biru dan matahari bersinar cerah, padahal duniaku masih hancur...
Aku mengenal kalian, tapi kalian tak mengenalku...
Mungkin selamanya akan seperti ini...
Dua tahun lalu, aku tak mengenal kalian karena kalian tak mengenalku, tapi perlahan kutarik benang merah takdir kita, menunjukan bahwa kita memang diharuskan bertemu diatas panggung dunia ini, bersama...
Sekarang, Dua tahun setelah itu, kalian masih tetap tak mengenalku, meskipun aku sudah sangat mengenal kalian.
Mungkin, di dua tahun terakhir kita berada disini, kalian masih tetap takkan mengenalku. Aku belajar, bahwa cinta dan rasa kasih itu, apapun bentuknya dan kepada siapapun itu diberikan... tak selalu mendapat jawaban yang setimpal.
Dan aku selalu benar, 5 tahun lalu aku bilang, bahwa cinta itu bukan hubungan timbal balik.
Juga 2,5 tahun yang lalu kubilang bahwa aku bagaikan mayat hidup, aku bernafas, berjalan, berbicara, tersenyum, tertawa… namun dengan hati yang hanya terbuat dari darah yang mengalir didalamnya. Tapi berita bagusnya, aku merasakan aku bergerak, meskipun aku tak tahu, aku bergerak maju atau mundur… ataukah hanya aku yang merasakan pergerakan ini adalah berita bagus ?
Dan mereka yang lalu lalang dihadapanku akan tetap mengacuhkanku. Entah pertama kali menginjakan kaki di gedung ini atau mungkin terakhir kalinya, aku mungkin akan mengenang diriku sendiri sebagai mayat hidup yang berjalan 4 tahun disini...
20 september 2010