Sebenarnya untuk menyebutkan rasa ga suka, ga juga sih... soalnya aku dan dia adalah 2 orang yang memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Entah bagaimana, aku melihat dia terkadang seperti mesin foto copy dari diriku sendiri. Terkadang seperti adik-adikku yang kerjaannya ikut-ikut hobiku, atau kadang kayak anak kecil yang suka ngerewong. Mungkin juga karena aku bukan kakak yang terlalu baik atau bahkan sama sekali tidak baik, jadi aku suka marah kalo ada yang ikut-ikut sama aku.
Padahal, coba aku telusuri kesamaan antara aku dan dia, aku dan dia sama-sama ingin diperhatikan, sama-sama ingin menjadi planet venus bagi seseorang dan sama-sama ingin menjadi bintang. Ga salah kalo tiba-tiba ngerasa kerasa saingan, padahal engga sama sekali. Kalo di liat-liat juga, sifat aku sama dia tuh mirip-mirip, sama-sama anak pertama yang paling disayang sama ayah, sama-sama permintaannya selalu di kabulin, dan sama-sama manja, tapi kayaknya manjanya dia sih kelebihan deh! hehehe... soalnya aku terkena infeksi sifat kemandirian dari ibuku, jadi ga mau bergantung sama orang, suka jalan sendiri dan ga suka jalan pelan-pelan, kalo bisa setiap hari adalah berlari. Hahahaah...
Jadi, ketika dia memutuskan untuk menjadi penulis, aku jelas memanggilnya plagiat, aku secara alamiah tersaingi olehnya. Kadang, dia membuatku tak mampu berkata-kata saking kesalnya, tapi kadang dia bisa menjadi seorang yang sangat menyenangkan dan manis, aku benci juga ketika semua orang bilang dia cantik, padahal... ya sudahlah! Definisi cantik itu relatif, tergantung siapa yang liat, buktinya, kakak-kakak angkatnya lebih suka bilang aku yang cantik dari pada dia.
Seperti yang kulakukan pada adik-adikku, aku juga akan diam dan tak memperhatikannya, anggap saja dia baru menemukan jati dirinya dan jati dirinya itu adalah mirip sepertiku. Hahahah...
Baiklah, adik kecil... seperti itu saja, cukup.
9 september 2010
0 komentar:
Posting Komentar