Semuanya begitu mudah sebelum kita semua berteman semakin lama, persaingan begitu menyenangkan, tawa begitu tulus dan semburat senyum bisa keluar kapan aja, tapi... semakin waktu berjalan lebih jauh, semuanya menjadi begitu sulit, kesedihan ada ditiap senyum dan tawa yang terurai, air mata selalu ada disetiap kata yang terucap, kebohongan mengiringi langkah persahabatan kita, dan seluruh persaingan yang ada menjadi semakin berat ketika kita memperebutkan sesuatu yang sama. Kenapa kita harus menjadi musuh padahal dulu kita tersenyum bersama tanpa rasa bersalah ? Mengapa senyum yang kini keluar hanya senyum sinis dan bukan tawa terbahak-bahak lagi seperti dulu ? Kenapa kata-kata yang dulu keluar begitu mudahnya tanpa disaring sekarang harus dicari kebenaran dan ditimbang kebaikannya dulu ? Kenapa ?
Kenapa kita engga kayak dulu ? Kenapa harus ada perbedaan yang membuat kita semua terpisah ? Dulu kita semua bagaikan udara dan paru-paru, saling membutuhkan, engga ada dendam, dengki, dan egois, tapi kenapa kita sekarang harus kayak air dan minyak yang engga bisa bersatu ? Kenapa harus saling melukai kayak kayu dan api ? Kenapa ?
Air mata kini menjadi begitu mudahnya keluar tanpa sanggup kita menghapusnya, padahal dulu janji untuk saling menghapus air mata terucap begitu mudahnya diselingi tawa dan seucap janji manis yang sekiranya masih kita ingat. Berjanji akan saling menjadi hati yang mau mengerti sebelum keegoisan datang menerpa. Berjanji akan selalu menjadi telinga yang mau mendengar keluh kesah, namun kini justru saling melontarkan kata-kata menyayat hati dan kita bukan menyesal justru tertawa bangga dan semakin semangat mengeluarkan kata-kata tajam. Inikah hasil persahabatan kita selama ini ?
Aku ingin kembali ke masa dimana kita tertawa tanpa rasa bersalah, aku ingin kembali dimana kita bisa saling mencurahkan isi hati, saling menjadi tangan yang akan menghapus air mata, saling menjadi telinga yang ingin mendengarkan, saling menjadi hati yang mau mengerti.
Apakah masih ada bagian dari diriku yang pernah menjadi bagian dari dirimu untuk berjanji berteman hingga waktu memisahkan kita ? Masih adakah ? Atau tangisan dan senyuman kini sudah terlihat sama ?
Langit biru terlihat sama dimanapun saat kita bersahabat begitu dekat, tak terpisahkan, saling menggenggam tangan dan berjanji takkan melepaskan. Namun kini langit biru itu sudah terlihat sangat hitam olehku dan merah olehmu. Hitam karena aku tak punya lagi orang untuk kubagi cerita pagiku, tak ada lagi orang yang akan kukejar sebagai pemacu semangatku, tak akan ada lagi janji untuk saling menolong. Merah karena kini sudah tidak ada lagi rasa iba dan kasih, hidup di jalan berbatu, menapaki jalan itu sendirian dengan kebencian dan dendam.
Lalu bagaimana kita akan bertemu lagi ?
Mengapa semua begitu mudah saat kita baru bersahabat ?
Mengapa air mata sekarang terjatuh dan kau tak tahu ?
Aku hanya ingin kembali kepadamu dan hanya kepadamu...
Menu
About
Blogroll
Popular Posts
-
Pagi hari di SMP Pembangunan Harapan, sekolah para kurcaci kecil yang baik hati. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang arif ...
-
Saya bukan penulis. Bahkan pengetahuan tentang kepenulisan pun tidak saya praktekan. Masalahnya pengetahuan yang paling nempel adalah penge...
-
Waktu pertama kali masuk komunitas, yang saya pilih cuma kelas kajian. Tujuannya? Mempermudah pemahaman saya tentang filsafat, yang kebetul...
-
"Selamat Ulang Tahun, Reorio." Lalu dia menjawab, "Makasih, Killua." Aku pun bertanya, "Masih ingat ternyata dir...
-
So please, Let me be free from you And please, let me be free I can face the truth. -pretend : secondhand serenade- Saat mendengar lag...
-
Hmm Whoaaa Oohhh Yeahh You Said It Wasn't Gonna Be Like It Was Before Then It Happened Again Pushing Me Back Out The Door Thought It Wou...
-
Na na na, na na na na. (x2) Sejak melihat mu, ku jatuh hati pada mu. Saat mengenal mu, semakin ku ingin kamu. Maukah engkau, menemani aku...
-
Saya belajar . . . . . . . Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain untuk mencintai saya Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yan...
-
Jujur saja, aku sempat berpikir bahwa aku takkan pernah naik gunung lagi. Setelah beberapa kali ke dokter dan mendapati semakin banyak ko...
-
Aku malas bereuni. Karena; "Ya iyalah kamu lulus duluan, kamu kan kuliahnya di UIN, jurusan Biologi lagi. Biologi kan gampang ....
0 komentar:
Posting Komentar