Kemarin malam, tepat sebelum tidur, setelah menarik selimut, sudah mulai merasa hangat dan nyaman, posisi enak, tiba-tiba saya seperti diketuk untuk menulis sebuah puisi, saya males bangun, kemudian saya catat di sms dan berencana baru besok pagi atau lusa untuk ngeposting, tapi ga tau kenapa, puisi itu bener-bener mendorong-dorong tubuh saya untuk keluar dari selimut yang hangat. akhirnya saya bangun, nyalain komputer kemudian OL.
Setelah menunggu lima menit hingga komputer saya bener-bener siap dipake, saya kemudian tak tik tuk mengetik satu persatu kata yang masih saya ingat. saya menuliskan bismillah di awalnya, beberapa helai kata, kemudian diakhiri dengan amin. saya bingung apa yang diawali dengan bismillah dan diakhiri dengan amin? ya, doa, doa itu diawali dan diakhiri dengan itu. kemudian apa judul selanjutnya? judul doa terlalu mainstream. dan karena saya menuliskannya sebelum tidur, maka jadilah DOA SEBELUM TIDUR.
Tidak banyak kata yang saya pakai, hanya kata-kata yang menurut saya perlu dikeluarkan dari otak sebelum saya bisa tidur nyenyak. tidak ada maksud, tidak ada tujuan, tapi mungkin bersebab dan berkarena. hehehe. nah, pagi ini, saya membuat sebuah status fesbuk yang menurut saya itu adalah sebuah protes kecil pada penjaga rumah saya yang ada dalam formasi hewan bernama ANGSA. Angsa di rumah saya itu sudah 15 tahun lebih hidup bersama saya. setiap hari kerjanya adalah merengek, entah itu merengek ketika orang asing masuk ke halaman saya, merengek bertemu ayam tetangga, merengek mengejar itik tetangga, atau sekedar merengek meminta makan. semua rengekannya terdengar sama.
Di kalimat terakhir, saya benar-benar menegaskan bahwa hewan itu adalah angsa, dan selama ini memang angsa. salah siapa memilih angsa sebagai penjaga rumah? ya, itu salah Ibu saya, Ibu saya menginginkan angsa hidup di halaman belakang rumah agar bisa berteriak, "Wiiiiiiwwwww...." setiap kali si angsa berbunyi. akhirnya, si angsa menjadi hewan manja, sedikit sedikit dia merengek, lagi dan lagi.
Dari puisi doa sebelum tidur, saya mendapatkan pertanyaan pedas, siapa orang yang saya tuju dengan puisi itu? apakah saya single sekarang ini? apakah saya sedang punya masalah? dan pertanyaan-pertanyaan lain mengenai kesehatan saya.
Serius, bukankah puisi itu terbaca seperti tanpa jiwa? karena memang begitulah ketika saya membuatnya. apa sulitnya merangkai huruf demi huruf yang senada kemudian memasukannya ke dalam kata yang bermakna, kemudian mencocokannya dengan kalimat penuh metafora, lalu jeng jeng jeng jeng, jadilah sebuah puisi yang maksudnya dan tujuannya blur bersama kata yang menurutku senada itu.
Saya kemudian menyanyikan lagu GRENADE dari Bruno Mars, benar-benar meresapi lagu itu sambil menjemur satu persatu potong pakaian yang baru saya cuci, dan lagu itu, bagi saya adalah puisi sekali.
Katakan pada iblis. aku menyapa mereka, saat kau kembali pada asalmu. jadi jelas kan dari mana si 'kau' itu berasal?
Setelah membuat banyak puisi, saya merasa bahwa tulisan itu memang perlu waktu untuk disimpan, tidak harus selalu langsung dipublikasikan. tapi kalau tidak langsung dipublikasikan, saya pasti lupa. dan ketika saya lupa, maka saya tidak akan ingat.
Setelah menunggu lima menit hingga komputer saya bener-bener siap dipake, saya kemudian tak tik tuk mengetik satu persatu kata yang masih saya ingat. saya menuliskan bismillah di awalnya, beberapa helai kata, kemudian diakhiri dengan amin. saya bingung apa yang diawali dengan bismillah dan diakhiri dengan amin? ya, doa, doa itu diawali dan diakhiri dengan itu. kemudian apa judul selanjutnya? judul doa terlalu mainstream. dan karena saya menuliskannya sebelum tidur, maka jadilah DOA SEBELUM TIDUR.
Tidak banyak kata yang saya pakai, hanya kata-kata yang menurut saya perlu dikeluarkan dari otak sebelum saya bisa tidur nyenyak. tidak ada maksud, tidak ada tujuan, tapi mungkin bersebab dan berkarena. hehehe. nah, pagi ini, saya membuat sebuah status fesbuk yang menurut saya itu adalah sebuah protes kecil pada penjaga rumah saya yang ada dalam formasi hewan bernama ANGSA. Angsa di rumah saya itu sudah 15 tahun lebih hidup bersama saya. setiap hari kerjanya adalah merengek, entah itu merengek ketika orang asing masuk ke halaman saya, merengek bertemu ayam tetangga, merengek mengejar itik tetangga, atau sekedar merengek meminta makan. semua rengekannya terdengar sama.
hey Angsa, saya harap kamu bisa menggonggong,
dan gonggongan itu jelas, untuk orang asing atau sekedar cari
perhatian.... Lima belas tahun bersama, sepertinya kamu memang Angsa,
bukan Anjing.
Di kalimat terakhir, saya benar-benar menegaskan bahwa hewan itu adalah angsa, dan selama ini memang angsa. salah siapa memilih angsa sebagai penjaga rumah? ya, itu salah Ibu saya, Ibu saya menginginkan angsa hidup di halaman belakang rumah agar bisa berteriak, "Wiiiiiiwwwww...." setiap kali si angsa berbunyi. akhirnya, si angsa menjadi hewan manja, sedikit sedikit dia merengek, lagi dan lagi.
Dari puisi doa sebelum tidur, saya mendapatkan pertanyaan pedas, siapa orang yang saya tuju dengan puisi itu? apakah saya single sekarang ini? apakah saya sedang punya masalah? dan pertanyaan-pertanyaan lain mengenai kesehatan saya.
Serius, bukankah puisi itu terbaca seperti tanpa jiwa? karena memang begitulah ketika saya membuatnya. apa sulitnya merangkai huruf demi huruf yang senada kemudian memasukannya ke dalam kata yang bermakna, kemudian mencocokannya dengan kalimat penuh metafora, lalu jeng jeng jeng jeng, jadilah sebuah puisi yang maksudnya dan tujuannya blur bersama kata yang menurutku senada itu.
Saya kemudian menyanyikan lagu GRENADE dari Bruno Mars, benar-benar meresapi lagu itu sambil menjemur satu persatu potong pakaian yang baru saya cuci, dan lagu itu, bagi saya adalah puisi sekali.
Tell the devil I said "Hey" when you get back to where you're from
Katakan pada iblis. aku menyapa mereka, saat kau kembali pada asalmu. jadi jelas kan dari mana si 'kau' itu berasal?
Setelah membuat banyak puisi, saya merasa bahwa tulisan itu memang perlu waktu untuk disimpan, tidak harus selalu langsung dipublikasikan. tapi kalau tidak langsung dipublikasikan, saya pasti lupa. dan ketika saya lupa, maka saya tidak akan ingat.
0 komentar:
Posting Komentar