Ain Part 1 : memasyarakatkan ta'aruf


>>> TANDA JODOH
Ini diambil dari sebuah pengalaman bukan prediksi.
Setelah ikhtiar maksimal,berdo'a dan shalat,maka tanda itu Allah tunjukan:
1. Berupa keyakinan yang besar untuk menuju pernikahan tidak bisa tergoyahkan oleh apapun sekalipun banyak ujian walau tanpa cinta dan hanya ta'aruf sesaat
2. Merasa nyaman dan cocok dengannya, tidak ada ganjalan berupa rasa tidak cocok dalam hati,sehingga tiada keraguan untuk menikah
3. Bisa menjadi diri sendiri tanpa adanya kepura-puraan atau tanpa sesuatu yang ditutupi
4. Ikhlas menerima apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya
5. Allah mudahkan segala urusannya walau harus ada ujian didalamnya
6. niat yang lurus dari keduanya hanya mengharap ridho Allah
7. Ada restu dan do'a dari kedua belah orang tua.
8. Sebesar apapun ujian jika berjodoh maka pasti akan bertemu juga dipelaminan.
Wallohu a'lam bishowab Catatan Seorang Muslim





Tulisan ini kayaknya agak bener deh, soalnya adalah salah satu temen saya waktu SMP, ternyata dia itu pun ta'aruf. Terus dia ngobrol sama saya via chatting di fesbuk tengah malem. hahaha. saya sekarang suka rada jail sama temen-temen yang udah nikah, maenya atuh tengah malem chatting? siga bujang jeung parawan wae,, hahahah. :p SKIP!


Obrolan kita dimulai dengan basa basi busuk nanyain lagi apa dan kenapa belom tidur, hahaha. kemudian kita ngobrol ngomongin waktu esempe, terus masa-masa esema, terus dia curhat masalah pernikahannya dia kemarin. beda ya curhatan jomblo sama curhatan yang udah nikah mah, hahaha. rasanya ga aneh ketika si temen aku itu cerita masalah dia yang marah sama suaminya gara-gara suaminya deket sama temen kantornya yang katanya mah ceunah sahabat tapi si temen akunya cemburu. feel so WAJAR, you know?
Marah, cemburu, kesel,, esensi yang aku baca dari chatnya itu bukan sekedar curhatan ga penting, itu curhatan bermakna, bahwasanya ta'aruf selalu lebih baik dari pada pacaran.

"Ain mah ga mau galau gara-gara laki-laki yang bukan muhrim, galaunya juga ga halal, Kit. hayu kita kembali ke jalan yang bener, jangan pacaran, dosa pacaran teh, nguras tenaga buat orang yang belum tentu jadi jodoh."
Cluk Clak pokoknya mah pas baca chat dia teh, asa dicabok, asa diusap, dijenggut bari dipeluk dalam satu waktu. dan saya cuma bisa senyam senyum ke layar komputer, rada colohok tapi mikir.

Kemudian setelah puas curhat (meureun), si temen aku ujug-ujug nanyain masalah ta'aruf-nya aku. dan aku ngakak, dia bilang, "ga jadi emang sama yang waktu SMA tea bilang mau ngajak nikah kamu?"
"atuh itu mah udah kemana, dianya ge patah hati meureun sama aku, da aku terang-terangan bilang belom siap diajak nikah, hahaha."
"terus ai sama yang ceunah kalo udah lulus SMA mau dateng ke rumah kamu gimana?"
"perasaan untuk kuliah lebih gede dari perasaan pengen nikah sama dia."
"ih, kamu teh, ga boleh ngomong gitu, itu mah bukan ta'aruf atuh ai kamunya udah punya keinginan lain mah."

Kemudian saya diceramahin sama temen saya itu habis-habisan. saya pernah sama-sama religius bareng anak itu, dan entah kenapa setelah lama kuliah, saya ngegeser ke rada ortodok gitu, hahaha. tapi alhamdulillah sekali dia tetep sama kereligiusannya. ketika aku mulai ga terlalu religius, kita mulai jauhan, soalnya acaranya udah beda, aku ga lagi rajin ikut pengajian sama qosidahan. hahaha padahal boong, aku mah rajin nangkring di kantin doang, yang begituannya dia. hahaha.

Ain adalah satu dari... entah ada berapa teman dan orang yang mau aku anggap sebagai teman, yang nasihatnya cuma dibales cengiran kuda doang. Ain, poin ketiga, bisa menjadi diri sendiri tanpa adanya kepura-puraan atau tanpa sesuatu yang ditutupi, itu kayaknya yang susah. hahaha.

"Mau dikenalin sama temen Ain?"
"Boleh deh, minta nomernya sih...."
"Kok nomer sih? kamu ketik aja alamat rumah kamu, nanti dia yang kesana."
"Iya, nomer dulu, terus alamat fesbuk, twitter, baru deh ntar aku pikir-pikir, mau sama dia apa engga."

Kalo aku ada di depan Ain, kayaknya aku bakal kena poles di kepala sama kepalan tangannya Ain.
Ini baru part 1, aku kaburu ngantuk, nanti part 2-nya mah. oke oke oke?


0 komentar:

Posting Komentar