dermaga

Aku percaya bahwa hal baik datang pada saat yang tepat dan pada orang yang tepat juga.
Terimakasih, Tuhan, yang Furkon sembah lima waktu, waktu dhuha dan waktu malam... Terimakasih, Tuhan, yang menyayangiku dan memberikan segala macam nikmat yang tak jarang kuingkari bahkan kulupakan. Terimakasih, Tuhan yang memberikanku hidup dan merasakan jutaan rasa bahagia bersama orang yang pertama dan kuharapkan terakhir untuk kucintai, Furkon.


Tak terbayang akhirnya perahu yang berlayar sepanjang 20 tahun hidupnya tanpa henti akhirnya berlabuh di sebuah dermaga. Entah perahu itu disebut karam, tersangkut atau terjebak selamanya. Yang jelas kapal itu bilang bahwa dia enggan berlayar lagi. Enggan bertemu badai-badai palsu dan angin laut yang memabukan. Biarlah terdampar di dermagamu, kekasihku, selamanya.
Ada yang bilang bahwa aku adalah si dermaga yang menerima kapal yang kelelahan berlayar itu. Tapi bagiku, aku adalah kapal yang kelelahan berlayar. Aku mau dermaga yang ini saja. Yang sudah kusandarkan ini saja. Yang di bibir pantainya menjadi saksi perjanjian dengan ciuman dan pelukan.


aku merindukanmu, Furkon... segala hal tentangmu...

0 komentar:

Posting Komentar