Sejak beberapa hari kemarin, aku merasa sangat terganggu dengan akan hadirnya bulan Desember. Temanku bilang, Desember akan diadakan seminar judul. Kau tahu, judul yang  beberapa bulan kemarin kuajukan akan diajukan dalam seminar. Dadaku terasa dihentak-hentak. Aku tak mampu berpikir. Rasanya aku memang belum siap untuk menggali skripsiku.
                Aku tahu aku harus segera bertemu dengan dosen akademikku untuk membicarakan judulku itu. Tapi rasanya... jangankan untuk menghadap, berpikir saja sudah terasa sulit untuk otakku. Hari ini aku kebut untuk mengerjakan beberapa tugas kuliahku sekaligus. Aku ketakutan...
                Apakah aku mampu mengerjakan proposal skripsi? Aku berharap Tuhan berpihak padaku.

                Sejenak aku berpikir bahwa aku takkan lulus di bulan September tahun depan karena keadaan ini. Lalu Furkon bertanya mengapa aku terlihat sedih. Dan akhrinya padanyalah semua cerita beban hatiku bersandar. Dia memberikan wejangan padaku yang sebenarnya sering kuberikan pada orang lain di sekitarku. Dia bilang bahwa semua itu akan terasa sulit jika aku tidak mengerjakannya dan hanya bicara saja. Ya, dia benar!
                Lalu setelah beberapa tetes air mata merembes ke pipiku, akhirnya aku sadar bahwa menangis pun takkan ada gunanya.

0 komentar:

Posting Komentar