Assalammu’alaikum Wr. Wbr.
Terlebih dahulu, marilah kita memuji Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan kita dan alam semesta beserta isinya, Tuhan yang menganugrahi kita bermacam kenikmatan, Tuhan yang selalu menyayangi kita meskipun kita sering mengingkari-Nya. Shalawat dan salam kepada panutan kita, Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang terakhir, pembawa cahaya kebenaran, petunjuk jalan kebahagiaan dan teladan bagi orang-orang yang merindukan Tuhan.
Hadirin yang saya cintai.
Pada hari Minggu, 26 Desember 2004, langit diatas kota Banda Aceh terlihat cerah, matahari bersinar dengan terang. Segala sesuatu tampak baik-baik saja dan orang-orang melakukan aktivitas mereka sehari-hari seperti biasa. Tak ada seorangpun yang memperkirakan sesuatu yang mengerikan segera menimpa mereka.
Ketika orang-orang sedang asyik menikmati suasana yang tenang itu, tiba-iba bumi diguncangkan oleh gempa yang berkekuatan 8,9 skala Richter, orang-orang panik karena gedung-gedung yang kokoh sekalipun roboh dalam waktu yang singkat. Yang lebih mengejutkan adalah karena kemudian tragedi yang amat dahsyat terjadi ketika ombak raksasa dan gelombang Tsunami dengan kecepatan secepat angin segera menyapu mereka.
Kita tidak bisa membayangkan betapa besar dan mengerikan kerusakan yang diakibatkannya. Gedung-gedung runtuh, kotapun porak-poranda, bergelimang darah dan dipenhi oleh bangkai manusia dan binatang. Jeritan, tangis dan lolongan menghiba meminta pertolongan terdengar dimana-mana.
Apa yang kita rasakan ketika melihat kejadian itu melalui televisi atau membacanya dari koran ? Saya yakin, bahwa setiap orang tentu merasakan kesedihan yang mendalam. Tragedi tersebut dianggap sebagai bencana Nasional dan seluruh bangsa Indonesia menangis karenanya.
Terdapat banyak sekali kisah sedih dari tragedi itu. Satu hal yang pasti bahwa rakyat Aceh merasakan penderitaan dan kesedihan yang luar biasa.
Sekarang, kita berada di tempat ini, dalam keadaan aman, sehat walafiat. Kita mesti berhati-hati dan selalu waspada sebab bencana bisa saja menimpa kita kapanpun. Satu hal yang harus diingat bahwa kita harus selalu memohon perlindung Allah agar menjaga dan menyelamatkan kita dari setiap tragedi atau bencana. Kita harus meningkatkan kualitas iman, ihsan dan amal kita supaya selamat di dunia dan akhirat.
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, Mohon maaf apabila ada kata yang salah. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalammu’alaikum Wr. Wbr.
Menu
About
Blogroll
Popular Posts
-
Pagi hari di SMP Pembangunan Harapan, sekolah para kurcaci kecil yang baik hati. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang arif ...
-
Saya bukan penulis. Bahkan pengetahuan tentang kepenulisan pun tidak saya praktekan. Masalahnya pengetahuan yang paling nempel adalah penge...
-
Waktu pertama kali masuk komunitas, yang saya pilih cuma kelas kajian. Tujuannya? Mempermudah pemahaman saya tentang filsafat, yang kebetul...
-
"Selamat Ulang Tahun, Reorio." Lalu dia menjawab, "Makasih, Killua." Aku pun bertanya, "Masih ingat ternyata dir...
-
So please, Let me be free from you And please, let me be free I can face the truth. -pretend : secondhand serenade- Saat mendengar lag...
-
Hmm Whoaaa Oohhh Yeahh You Said It Wasn't Gonna Be Like It Was Before Then It Happened Again Pushing Me Back Out The Door Thought It Wou...
-
Na na na, na na na na. (x2) Sejak melihat mu, ku jatuh hati pada mu. Saat mengenal mu, semakin ku ingin kamu. Maukah engkau, menemani aku...
-
Saya belajar . . . . . . . Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain untuk mencintai saya Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yan...
-
Jujur saja, aku sempat berpikir bahwa aku takkan pernah naik gunung lagi. Setelah beberapa kali ke dokter dan mendapati semakin banyak ko...
-
Aku malas bereuni. Karena; "Ya iyalah kamu lulus duluan, kamu kan kuliahnya di UIN, jurusan Biologi lagi. Biologi kan gampang ....
0 komentar:
Posting Komentar